Pages

Wednesday 2 September 2020

MENGHADAPI PANDEMI MASA KINI (COVID-19) DENGAN MUHASABAH DIRI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Apa kabar rekan blogger ...?
Semoga senantiasa sehat wala'fiat jauh dari kesusahan dan selalu di berkahi dengan kesuksesan.

MENGHADAPI PANDEMI MASA KINI (Covid -19) DENGAN MUHASABAH DIRI


Coronavirus Disease 19 menjadi perbincangan yang hangat sejak awal kemunculannya, kiprahnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi popular dan tidak butuh modal untuk jadi viral. Kehadirannya dan perkembangannya sangat pesat, bukan hanya di negara asal lahirnya tapi langsung merambah kesebagian besar belahan dunia. Hampir seluruh negara terkontaminasi dengan virus ini.


Virus yang menyerang pernafasan manusia ini di Daulat pada tahun 2020 ini menjadi penyakit yang sangat berbahaya dan menyumbang kematian terbesar di seluruh dunia. Virus yang kata ahlinya sebenarnya tingkat untuk kematian hanya 3% akan menjadi penyakit yang mampu mencabut nyawa jika di derita oleh orang yang berusia lanjut atau memiliki Riwayat penyakit menahun lainnya.


Dengan kehadiran virus covid 19 ini,  semua menjadi lemah. Kehidupan manusia selalu di intai dengan berbagai terror yang di hadirkan dari virus covid 19 ini. Kantor di tutup, perusahaan mengurangi pegawainya, wisata di hentikan, hingga dunia Pendidikan juga di non aktifkan. Semua berjalan terseok-seok.


Semua kebijakan yang di lakukan memang mengatasnamakan kelangsungan hidup manusia dari serangan virus corona disease 19 ini. Sungguh dasyat virus ini hingga mampu merubah kehidupan yang wajar menjadi hambar, menjadikan perilaku social yang sopan menjadi perilaku manusia yang saling tidak mempedulikan.


Banyak yang stress dalam menghadapi kenyataan kehidupan ini. Rasa ketakutan yang berlebihan membuat beberapa orang jadi phobia terhadap sesuatu yang di anggap menjadi cirihas virus covid 19 ini menyerang. Ya … banyak kejadian yang menyebabkan orang meninggal karena tidak ditolong walau sebenarnya bukan terdampak virus corona disease 19 ini, tapi karena penyakit lainnya. Phobia yang berlebihan menyebabkan tatanan adat istiadat berangsur ditinggalkan manusia. Bersalaman sebagai ciri khas adat budaya timur menjadi hilang, orang bertemua tidak lagi mengulurkan tangan untuk bersalaman, anak pulang atau bepergian tidak lagi bersalaman dengan orang tua, semua menjaga jarak seolah tidak saling mengenal. Semua saling curiga mencurigai, semua anti pati terhadap perilaku yang sudah bertahun-tahun bahkan sejak nenek moyang telah menjadi kebiasaan.


Namun, 2 bulan terakhir ini, manusia sebagian sudah tidak mempedulikan lagi virus ini, mereka harus bertahan hidup dengan terus bekerja mengais rizki. Mereka pasrahkan semua kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang ada dalam benak mereka terus mencari rupiah untuk mengisi perut keluarganya.


Bagaimana sebenarnya kita menyikapi “musibah” ini ?


Mari kita telaah dan kita kaji semua ini dari diri kita sendiri dahulu, dari perilaku kita hingga apa ikhtibar dibalik bencana ini.

1.  1. Muhasabah diri dengan Agama terkait vabah Virus Corona Disease 19

Sebagai makhluk ber Tuhan, kita di wajibkan menyerahkan hidup dan matik kita hanya kepada-Nya. Semua sudah menjadi takdir dan ketentuannya.


Manusia diberi hak untuk berusaha, berupaya untuk mencapai apa yang menjadi keinginannya. Untuk kepastiannya tetap menjadi hak prerogratif Allah Subhanahuwataala.


Bagaimana seorang muslim menyingkapi fenomena penyakit virus corona ini?


Allah Subhanahu wata’ala telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh Ayat 155.


وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.


Jelas sudah, apa yang terjadi saat ini tidak lebih dari sebuah ujian dari Allah Subhanahuwata’ala yang harus kita singkapi dengan penuh keimanan dan ketaqwaan.

 

Dalam Surat Al-Bagoroh Ayat 155 tersebut, ujian yang akan kita terima meliputi sedikit ketakutan, disini yang sering kita lupa, kita menganggap yang senantiasa menimpa kita adalah ujian yang terberat sehingga timbul rasa takut yang berlebihan. Allah menjanjikan rasa takut yang diberikan kepada kita hanyalah sedikit saja, bukan rasa takut yang besar. Kemudian, kenapa terjadi disebagian manusia memiliki rasa takut yang besar ?

 

Iman, adalah semua jawaban dari segala pertanyaan yang timbul dari rasa khawatir berlebihan. Dengan memperbaiki rasa keimanan maka kita akan merasa selalu dalam perlindungan Allah Subhanahuwata’ala dan menjalani ujian rasa takut ini penuh dengan pendekatan diri kepada-Nya.

 

Kita di uji dengan sedikit rasa takut dengan munculnya wabah virus Corona Disease 19 yang menjadi momok di seluruh dunia karena telah membunuh jutaan manusia di seluruh dunia. Dengan menyadari adanya rasa takut yang telah Allah Allah Subhanahuwata’ala hadirkan ke diri kita merupakan teguran sudah seberapa dekat kita dengan-Nya. Dan Allah Subhanahuwata’ala menghadirkan virus covid 19 sebagai wasilah menguji keimanan kita dengan sedikit rasa takut tersebut.

 

Ternyata dengan turunnya virus corona disease ini, bukan hanya rasa takut saja yang kita rasakan, tapi kelaparan, kekurangan harta bahkan jiwa. Hal ini terjadi banyak perusahaan yang memutuskan hubungan kerja dengan karyawan sehingga muncul pengangguran yang mengakibatkan mengikisnya harta yang di miliki dan pada tahap akhirnya kelaparan yang mereka rasakan.

 

Banyak sudah manusia tidak memiliki pekerjaan dan harta, hidupnya bergantung pada uluran tangan pemerintah yang memberikan bantuan dana segar maupun kebutuhan pangan.

Banyak dokter dan petugas kesehatan yang gugur dalam pengabdiannya melawan virus corona disease 19, banyak anak kehilangan orang tuanya, orang tua kehilangan anaknya akibat terinfeksi virus ini dan meninggal.

 

Lagi-lagi kita harus memahami ini semua dengan rasa keimanan dan ketaqwaan agar tidak memiliki prasangka buruk terhadap Allah Subhanahuwataa’a, kita yakini ini adalah ujian yang akan mengantarkan kita ke derajat yang lebih tinggi jika kita mampu menghadapi ujian ini dengan penuh keikhlasan.

 

Penting kita menghadapi segala yang terjadi pada diri kita dengan Agama agar kita tidak di hinggapi rasa takut yang berlebihan, khawatir akan jaminan rizki dari Allah dan menjadikan hidup penuh syukur yang akan menjadikan hidup kita penuh dengan keberkahan Allah Subhanahuwata’ala. Dengan Agama dalam menyingkapi virus corona Disease 19 ini akan menjadikan kita memiliki kepasrahan diri kepada-Nya bahwa mati adalah haq yang terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Semua sudah menjadi garis ketentuanNya.

 

Dalam Surat Al-Bagoroh Ayat 155 tersebut Allah Subhanahuwataa’la memberikan kabar gembira kepada hamba-Nya yang mampu menghadapi ujian-Nya dengan penuh ikhlas dan kesabaran. Ya, Allah Subhanahuwataala memberikan kabar gembira bagi hambanya yang sabar dalam menghadapi ujian sedikit rasa takut, kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.

 

Semoga kita masuk dalam golongan yang akan menerima kabar gembira tersebut. Aamiin Ya Robbal a’alaamiin.  

 

Bersambung Part 2

2 comments:

Wijaya kusumah said...

joss Penting kita menghadapi segala yang terjadi pada diri kita dengan Agama agar kita tidak di hinggapi rasa takut yang berlebihan, khawatir akan jaminan rizki dari Allah dan menjadikan hidup penuh syukur yang akan menjadikan hidup kita penuh dengan keberkahan Allah Subhanahuwata’ala. Dengan Agama dalam menyingkapi virus corona Disease 19 ini akan menjadikan kita memiliki kepasrahan diri kepada-Nya bahwa mati adalah haq yang terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Semua sudah menjadi garis ketentuanNya.

Basoeky said...

betul sekali Om Jay kita terkadang tidak sadar di balik kesusahan jika di jalani dengan ikhlas akan ada kebahagiaan dan bahkan kebahagiaan itu lebih daripada apa yang kita harapkan

Post a Comment