Pages

Friday 28 August 2020

Tutorial 1 # Bingkai Antik dan Menarik Ala PowerPoint

0 comments

Video Tutorial membuat efek yang menarik pada foto / gambar dengan microsoft PowerPoint. 
Dengan tampilan yang antik dan menarik pada gambar/foto di slide kita, maka akan menambah tampilan Slide presentasi kita semakin menarik dan memikat.

Jika dirasa ini bermanfaat, mohon bantuan SUBSCRIBE, Comment, Like n Share
Terima Kasih

Tuesday 25 August 2020

"Coretan" 10 Besar Tingkat Nasional

 Coret moret (menulis) buku merupakan hobi yang sudah saya tekuni dari masa SMA, walau hanya sekedar menuangkan tinta sehingga tercipta sebuah puisi atau sekedar mengisi diary kecil berwarna biru.


Hobi tersebut berlanjut saat menjadi seorang pendidik di SMPN 1 Perhentian Raja, hal ini terjadi karena saya termasuk pengurus ekstrakurikuler untuk kegiatan mading dan buletin sekolah. Ya, disini masih berkisar puisi dan coretan kecil yang tidak sama sekali belum memiliki makna.


Karena pendanaan yang minim akhirnya mading dan buletin sekolah vacum sehingga kegiatan tulis menulis kembali berhenti.


Kembali pada era kurikulum 2013 mulai di berlakukan, saya pun memulai menulis lagi, kali ini bukan menulis puisi atau kalimat-kalimat "lebay" tetapi menulis mendeskripsikan sebuah aplikasi pembelajaran, baik itu berupa Aplikasi Penerimaan Siswa Baru, Raport Kurikulum 13, SKHU Sementara SD, SMP, SMA dan SMK dan lain sebagainya. Semua tulisan yang saya buat jauh dari kata tata cara menulis yang baik, karena apa yang terlintas di pikiran saya ya itu yang saya tuangkan. Tanpa kaidah penulisan yang di anjurkan.


Kemudian penyakit lama kambuh lagi, blog tidak lagi di urus, tidak ada lagi minat menulis, disamping tidak hasrat menulis hal ini dikerenakan juga padatnya kegiatan di sekolah yang harus di ikuti dan diselesaikan.


Hingga pada suatu waktu, termotivasi oleh guru yang mampu menerbitkan buku dan di post di media Sosial (Facebook) sekelias tergugah jiwa menulis lagi, memiliki hasrat untuk bisa seperti mereka. Akhirnya saya cari informasi seminar-seminar, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tata cara menulis yang baik dan benar sehingga mampu menerbitkan buku.


Banyak wadah yang menyelenggarakan kegiatan yang saya harapkan ini, seperti Sagu Sabu (satu guru satu buku), hingga saya bergabung dengan belajar menulis gelombang 12 yang di pimpin oleh Om Jay. Lagi-lagi kerana padatnya kegiatan tidak mampu mengikuti seminar maupun diskusi tentang penulisan ini.


Oya, dengan Om Jay ini saya sudah kenal sebelum masuk group belajar menulis gelombang 12, tapi mengenal Om Jay saat membentuk group Ikatan Guru TIK yang memperjuangkan mata pelajaran TIK agar kembali ke kurikulum lagi.


Kembali ke tulis menulis, ada yang menarik dari pengalaman mengikuti lomba menulis blog yang di adakan Guru Blogger Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Guru TIK PGRI.


Awalnya saya tertarik dengan lomba tersebut, bukan terkait hadiahnya tetapi sertifikat yang akan di bagikan kepada seluruh peserta lomba. Saya berfikir jika memiliki sertifikat menulis blog ini maka semangat saya untuk selalu menulis akan terpacu, ada pengingat untuk selalu menulis. Ya, itu motivasi saya mengikuti lomba menulis blog tingkat nasional ini. Saya tidak berani berharap lebih dari keinginan awal tersebut, karena saya mengukur kemampuan saya yang "tidak mengetahui" sama sekali terkait tulis menulis ini.


Karena terbawa semangat yang luar biasa, selepas sholat Isya, saya buka blog dan memulai menulis ....


Tara .... tidak butuh waktu yang lama selesai tulisan tersebut ....
cek ricek eee terlewat ketentuan penulisan 500-700 kata. Terpaksa sunting sana sunting sini lagi. Dan kelar, tulisan pertama setelah lama vakum dengan judul "Merdeka" Belajar ala Covid 19,


Setelah tulisan sudah di publikasikan, saya buka kembali WA group tentang lomba menulis blog ....
Wow, alangkah terkejutnya saya ... ada yang terlewat terbaca ternyata lomba tersebut memiliki tema "Membangun Indonesia melalui dunia Pendidikan dengan pembelajaran dalam jaringan yang efektif dan menyenangkan".


Tulisan yang telah saya buat saya pikir jauh dari tema karena tidak menyisipkan proses Pembelajaran Jarak Jauhnya. Y sudahlah ....sedikit lemas saya akhir petualangan menulis saya. 


Dengan semangat yang tersisa, selepas sholat Subuh saya coba menulis kembali dengan berupaya masuk ke dalam tema yang di inginkan.
Alhamdulillah, kurang dari 2 jam (lama ya .... wkwkwkwk) selesai tulisan kedua sebagai kandidat ikut lomba menulis blog tingkat nasional dengan judul Ber "Inovatif" saat "Covid"


Langsung saya daftarkan link tulisan tersebut ke e-Mail Om Jay, lama saya tunggu responnya. sambil menunggu respon e-mail tersebut saya mencoba membuka tulisan rekan-rekan penulis di blognya, Luar Biasa tulisan-tulisan mereka tersusun rapi, kata-demi kata terangkai sedemikian rupa hingga enak membacanya, pesan yang di sampaikan dalam tulisan masuk kedalam pikiran. Wow, sangat menginspirasi.


Anehnya, setiap blog peserta lainnya selalu di komentari Om Jay dengan kata-kata peserta lomba nomor "sekian". Kemudian Om Jay mempost link-link blog peserta lainnya. Lah, blog saya kog belum masuk. Email tidak ada respon, kolom komentar juga belum berisi.


Ngadu ke Om Jay dan akhirnya mendapat respon, baik di group WA maupun di Blog "http://basoeky01.blogspot.com/2020/08/ber-inovatif-saat-covid.html?m=1 peserta lomba blog nomor 135".


Alhamdulillah dapat nomor juga, khawatirnya jika tidak dapat nomor tidak bisa dapat sertifikat, hehehehe ...
lagi-lagi sertifikat yang paling saya harapkan.😅😅😅


Dengan referensi tulisan rekan-rekan blogger peserta lomba, makin tidak percaya diri untuk bersaing dengan mereka, namun tujuan awal bukan juara yang saya bidik, akhirnya saya enjoy dalam berkompetisi ini.


Tepatnya hari senin, tanggal 24 Agustus 2020, pengumuman pemenang Lomba Menulis Blog tingkat Nasional, dan terpilihlah 3 blog dengan pilihan juri terbanyak. Saya sudah yakin, blog saya tidak akan masuk diantara 3 tersebut.


Sepulang dari BKPSDM Kabupaten, mampirlah sholat Zuhur sambil istirahat, iseng-iseng buka WA group Belajar Menulis Gel 12, ada pengumuman terbaru Peringkat 10 besar lomba blog tingkat nasional dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, saya scroll kebawah ... kog nama ibu-ibu semua .... dan pada nomor urutan ke 10 .....
Wow, nama saya tertulis di sana beserta link tulisan blog saya. Alhamdulillah ....


Tidak terduga sama sekali tulisan yang saya anggap "kurang" memiliki makna, tidak sesuai kaidah penulisan (karena saya belum faham kaidah penulisan yang baik dan benar) mendapat penghargaan yang "Istimewa" dari TIM dewan Juri. terima kasih Om Jay beserta panitian dan dewan Juri, "Hadiah" ini manjadikan saya lebih semangat dan akan terus menulis (ATM), tentunya berharap selalu Om Jay dan semua Mentor sudi membimbing saya yang masih awam dalam menulis ini.


Terima kasih juga kepada seluruh peserta lomba (Kurang lebih 149 Peserta Lomba) Semangat Bapak Ibu dalam menulis menjadi inspirasi tersendiri buat saya.
Yuk, Tetap Menulis ....
Terima Kasih....

Saturday 15 August 2020

Ber "Inovatif" saat "Covid"

Assalamualaikum Sobat Blogger yang luar biasa ...
Semoga senantiasa dalam lindungan-Nya, sukses dalam karirnya dan lancar berkah rizkinya.

Sejak akhir tahun 2019 Pandemi CoronaVirus 
disease 19 telah menyerang hampir seluruh dunia, semua aspek kehidupan terganggu bahkan ada yang lumpuh total. 
Termasuk negara kita, terkena imbas dari pandemi virus ini, sehingga pada pertengahan Maret 2020 Pemerintah mengeluarkan maklumat bahwa semua aspek yang menyangkut fasilitas umum di tutup, tidak luput juga dunia pendidikan.

Sekolah-sekolah harus tutup tidak ada pembelajaran tatap muka, semua harus di lakukan dengan pembelajaran jarak jauh baik berupa daring maupun luring. Kita sebagai guru di tuntut untuk mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini. Mau tidak mau, rela tidak rela kita harus bisa memberikan pembelajaran yang setidaknya mampu menyampaikan materi kepada peserta didik dengan berbagai kekurangan dan kelebihan fasilitas dan kemampuan yang kita miliki.

Disinilah peran sebagai guru professional di uji kemampuannya dalam menyingkapi persoalan pembelajaran jarak jauh. Guru harus mampu memberikan pembelajaran yang nyaman, menarik dan mudah serta dapat di ikuti seluruh peserta didik walau pembelajaran di lakukan dengan jarak jauh. Namun saying, tidak semua guru mampu berkreasi dalam pembelajaran jarak jauh ini.

Bagi kami sekolah yang terletak di daerah memiliki problem tersendiri dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh ini, baik dari segi sumber daya manusianya baik guru maupun siswa, tingkat ekonomi siswa sampai pada belum terjangkaunya signal provider penyedia layanan internet.

Pengalaman saya, yang kami lakukan adalah mencari beberapa referensi metoda pembelajaran jarak jauh yang memungkinkan bisa di lakukan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah kami.

Sebagai guru yang sedikit memahami tentang IT, saya di tuntut mampu memberikan solusi terkait kondisi sekolah kami ini. Ada beberapa Langkah yang saya lakukan dalam mengedukasi rekan guru lainnya terkait proses pembelajaran jarak jauh ini.

Pada awalnya saya hanya memberikan pengetahuan tentang aplikasi Zoom dan Google meet serta google formulir sebagai sarana untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini. Google meet dan Zoom sebagai sarana untuk berinteraksi dengan peserta didik sekaligus menyampaikan materi pembelajaran, sedangkan google formulir sarana untuk merekap absensi siswa.

Seiring berjalannya waktu, terjadi permasalahan baik gurunya maupun pada peserta didiknya, dimana saat pelaksaanaan kegiatan proses pembelajaran menggunakan media google meet atau zoom signal putus, signal tidak kuat sehingga pembelajaran terputus begitu saja. Selain terhambat signal, kehadiran siswa tidak sesuai dengan yang di harapkan, sering terjadi ketidak singkronan antara kehadiran saat video call dengan absensi yang terekap pada google formulir. Banyak keluhan yang saya hadapi terkait masalah ini.

Akhirnya saya menawarkan pembelajaran yang simple, mudah di rancang oleh guru, mudah di akses oleh siswa dan yang terpenting siswa yang kesulitan signal bisa mengerjakan saat mereka menemukan titik signal.

Ya, saya tawarkan pembelajaran jarak jauhnya hanya menggunakan google formulir saja, namun di dalam google formulir sudah mencakup Absensi siswa, penyampaian materi oleh guru dan tagihan. Metodenya, beberapa guru saya bekali penguasaan aplikasi office PowerPoint sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Kemudian saya kenalkan mereka dengan aplikasi perekam layar PC sebagai media untuk merekam slide materi yang di susun pada PowerPoint dan suara guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.

Prinsipnya, Google Formulir saya bagi menjadi tiga bagian, bagian pertama berisi bidodata siswa yang akan kita jadikan acuan absensi mereka, bagian kedua di sisipkan video perekaman PowerPoint yang sudah di jelaskan oleh gurunya, dan bagian ketiga tagihan dari proses pembelajaran saat itu. Alhamdulillah, Sebagian besar guru menyambut baik dan antusias metode pembelajaran jarak jau ini dan tingkat kehadiran siswa meningkat signifikan.

Keberhasilan metode ini mencapai rata-rata 80% dari Analisa yang saya lakukan dari pertemuan – pertemuan yang telah di laksanakan. Walau tingkat keberhasilannya (secara respon) yang kami peroleh tinggi namun ada juga guru yang memilih jalan luring dengan berbagai alasan tentunya. Yang perlu kita cermati bersama adalah, di era pandemi seperti saat ini metode apapun yang kita lakukan (di daerah) untuk mencapai tingkat keberhasilan 90% atau bahkan 100% sangatlah sulit walau metode luring yang kita lakukan.

Dan satu lagi, kita sebagai guru harus mampu menempatkan diri pada posisi yang ada, kita harus berkreasi, berinovasi memberikan pembelajaran yang sesuai pada saat pandemi ini.

Semoga musibah yang terjadi lekas hilang dan proses pembelajaran dapat dilakukan secara normal kembali. Tetap Semangat guru Indonesia.


Oleh : Basuki,S,Kom

Contoh pembelajaran sekolah kami : disini

Friday 14 August 2020

"Merdeka Belajar" ala Covid 19

0 comments

 “MERDEKA BELAJAR” ALA COVID 19

Kalimat “Merdeka Belajar” sontak menjadi ramai di kalangan pemerhati Pendidikan Ketika kalimat tersebut hadir dari seorang Menteri Pendidikan Kabinet Indonesia Maju (KIM) Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.

Berbagai opini muncul menyingkapi kalimat “Meredeka Belajar”, bermacam argumen hadir mengupas tentang kalimat “Merdeka Belajar”. Pro Kontra mengiringi perjalanan gagasan Mas Menteri (Sapaan Akrab Pak Menteri Pendidikan) bahkan ada yang ragu akan kredibilitas seoarang Nadiem Makarim, Ya, mungkin karena latar belakang Nadiem Makarim yang sebagai “Bos” Gojek sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis Daring yang notabenenya jauh dari kata “Pendidikan”.

Menarik jika kita fahami dan kaji lebih dalam maksud dari kalimat “Merdeka Belajar” ini. Bukan tanpa alasan Mas Menteri menorehkan prasasti kalimat “Merdeka Belajar”, banyak pertimbangan yang menjadi dasar terciptanya kalimat “Merdeka Belajar”. Banyaknya tagihan yang harus di penuhi oleh pendidik (guru) yang berbanding terbalik dengan peningkatan Pendidikan itu sendiri sehingga tercipta asumsi dalam memenuhi tagihan yang harus di kerjakan guru lebih menyita waktu daripada memberi pembelajaran kepada siswa di kelas, sehingga kelas banyak yang di tinggalkan oleh guru dengan dalil memenuhi kewajiban ke administrasian proses pembelajaran.

Kemudian, Mas Menteri juga menyoroti para siswa yang masih di bebani secara mental dengan angka-angka nilai minimal dari hasil proses akhir pembelajaran,mau tidak mau siswa di tuntut untuk mencapai atau bahkan melewati angka minimal yang telah di tentukan oleh satuan Pendidikan maupun yang telah di tentukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Tidak sedikit siswa yang frustasi dengan keadaan ini, bahkan banyak beredar di media televisi, media massa siswa yang bunuh diri hanya di karenakan tidak lulus akibat tidak mampu mencapai angka minimal yang telah di tentukan.

Paling tidak kedua hal itulah yang membuat Mas Menteri mencetuskan kalimat “Merdeka Belajar”,dengan harapan dalam Pendidikan Indonesia ini dapat berjalan dengan guru happy tanpa tekanan wajib mempersiapkan bertumpuk-tumpuk administrasi pembelajaran dan siswa juga happy tanpa di tuntut batas minimal angka dari akhir proses pembelajaran.

Namun sayang “belum kering” kalimat “Merdeka Belajar” itu di ucapkan, cobaan besar melanda Negeri kita bahkan Dunia. Coronavirus disease 2019 atau lebih akrab di sebut Covid 19. Sungguh luar biasa Covid 19 ini mampu melumpuhkan tatanan kehidupan di seantero dunia tidak terkecuali negara tercinta Indonesia. Serangan covid 19 mempora porandakan system kenegaraan kita, segala bidang lumpuh total,hingga harus ada perombakan kebijakan yang harus di lakukan.

Tanpa terkecuali, dunia Pendidikan kita. Yang pada awalnya sudah tersusun rapi, sudah tergambar kemudahan-kemudahan dalam aplikasinya, sudah disambut dengan senyum yang sumringah oleh kalangan pendidik dan peserta didik dan tinggal tunggu “BOOM”nya, semua seolah sirna, semua program harus berubah mengikuti seleksi alam yang sedang terjadi.

Ya,Covid 19 telah merubah secara signifikan tujuan dari kalimat “Mereka Belajar”. Walau Mas Menteri seolah “banting stir” merubah kebijakan namun di lapangan terjadi “tragedi” permaalahn secara majemuk, dari system pembelajarannya, dari kesiapan pengajarnya sampai pada peserta didik dan orangtuanya

Kalimat sakti “Merdeka Belajar” yang diharapkan oleh pelaku dunia Pendidikan seolah tidak mampu memberi setetes embun kegersangan mereka selama ini, justru dengan adanya covid 19 Kalimat “Merdeka Belajar” menajdi belengggu tersendiri bagi guru dan peserta didik bahkan orangtua siswa.

Guru yang belum siap bermanuver dalam proses pembelajaran, beban psikisnya lebih berat dari sebelumnya. Ya, factor Usia yang menjadi alasan ter”sakti” untuk menghindari proses pembelajaran yang di sarankan pemerintah. Dengan usia yang sudah tidak muda lagi menjadikan mereka sulit untuk mempelajari dunia IT yang memang saat ini sangat di butuhkan dalam proses pembelajaran era Covid 19.

Tidak hanya pada guru sebagai pengajar, peserta didik juga mengalami depresi yang cukup menjadi perhatian bersama, di tingkat menengah mereka yang belajar secara daring harus mencari titik signal yang tepat untuk mengikuti proses pembelajaran secara daring. Bagi mereka yang melakukan pembelajaran secara system luring, terutama di tingkat dasar, siswa dan orang tua terbebani dengan banyaknya tugas yang di berikan oleh guru, karena tugas yang bebankan sudah mencakup seluruh matapelajaran sesuai tema untuk 1 minggu.

Persoalan-persoalan di atas timbul karena system Pendidikan kita sedang “sakit” terkena dampak Covid 19.

Walau kalimat “Merdeka Belajar” untuk saat ini belum dapat dirasakan, namun pemerintah melalui Mas Meteri sedang atau bahkan sedang mengembangkan kurikulum darurat yang akan di jadikan jembatan yang menghubungkan pengajar dan peserta didik agar lebih maksimal dan mengurangi persoalan-persoalan yang timbul di dalam proses pemebajaran di era covid 19 ini. 

Semoga “Merdeka Belajar” akan terwujud di dalam kurikulum darurat ini, sehingga bisamenjadi kado kemerdekaan Negeri tercinta Indonesia yang ke 75 …. MERDEKA