Pages

Tuesday 23 December 2014

Rizki Itu Dekat !

Kisah seorang sahabat Facebook " Wahyu Hidayat Ar RasyidFoto dibawah adalah foto sepasang suami istri yang dengan sengaja saya ambil ketika saya sedang menaiki kereta arah depok > Jakarta kota beberapa minggu lalu.
Sepasang suami istri ini entah siapa namanya,beliau terlihat begitu berantakan dan sedikit kumal.mohon maaf ,bahkan terhirup bau tak sedap dari mereka,baunya bahkan membuat seorang Ibu yang awalnya duduk didekatnya terpaksa harus keluar dari kereta dan muntah sejadi2nya,mungkin karena tidak tahan dengan baunya.
Awalnya saya berfikir bahwa Ibu dan Bapak ini adalah seorang pengemis.Hingga Allah kembali menghentakkan hati saya dengan pembelajaran yang luar biasa pada hari itu.
Kali ini saya tidak akan bercerita mengenai bagaimana kisah cinta pasangan ini, ikatan cinta keduanya,bagaimana mereka bersama mengarungi masa2 tua,dengan kisah2 romantis mereka,menikmati hidup bersama.Bukan kawan,bukan itu yang akan saya ceritakan,hal ini lebih dari itu,jauh lebih indah dari itu.
Sambil menikmati perjalanan ditemani sebungkus kentang goreng menunggu kereta tiba di Jakarta kota.Mataku tak hentinya memandangi sepasang suami istri tersebut.Sebenarnya saya merasa terganggu karena bau yang dibawa kedua orang tua itu sungguh sangat menyengat ,tak dapat saya gambarkan baunya seperti apa,saya hanya dapat memastikan bahwa saat itu kepala saya sangat pusing akibat baunya.
Hingga datang seorang pemuda dengan gaya sangat stylish sambil menggunakan headset duduk tepat disamping bapak yang memakai baju putih.Sesaat ketika melihat pemuda itu perawakannya sangat mirip dengan teman saya di kampus Unhas,entah apa motivasi pemuda itu duduk tepat disamping bapak tersebut sedangkan setiap orang yang berada dalam gerbong kereta menjauhi sepasang suami istri itu karena baunya.
Hingga Mulai terdengar pemuda itu menanyakan beberapa hal kepada bapak tersebut. nama nya siapa pak?,tinggal dmana?,mau kemana?,punya anak berapa?.Saat itu sungguh saya dibuat terkagum dengan perawakan pemuda itu,walaupun terlihat selengean (cuek) namun sungguh ia satu dari beberapa orang hebat yang pernah kemui selama ini.banyak hal yang membuat saya yakin bahwa pemuda itu adalah orang yang nebat,namun tulisan saya Kali ini tidak akan membahas seberapa hebat pemuda itu,kali ini tulisan saya akan fokus menceritakan kisah sepasang suami istri tersebut.
Kereta sebentar lagi tiba distasiun gondangdia,kudengar dari percakapan pemuda dan bapak itu, stasiun gondangdia adalah stasiun tujuan pasangan suami istri itu.
Kulihat pemuda itu memasukkan tangannya kedalam tasnya dan mengambil beberapa uang berwarna merah(100.000 rupiah) dalam jumlah yang sangat banyak,sangat banyak saya tak tahu pastinya.
Dengan nada yang sangat sopan pemuda itu berkata : "pak,saya punya sedikit rejeki buat bapak dan Ibu mungkin bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup bapak dan Ibu beberapa hari kedepan"
Tahukah kawan,apa jawaban bapak itu? Beliau menjawab seperti ini.
"Sungguh agamaku melarangku menjadi seorang pengemis yang menengadahkan tangan menunggu bantuan uang dari situan kaya raya,kuyakin tuhanku maha kaya,sangat kaya.Saya tahu niat ananda adalah untuk membantu kami,dan sungguh saya yakin bahwa Allahlah yang telah mengirimmu kepada kami,namun mohon maaf nak saya tak bisa menerima itu,saya tak ingin sebuah kisah dari perjalanan perjuangan hidup kami mencari rezeki, terdapat sebuah kisah bahwa kami menerima uang dari orang lain dikarenakan kasihan dengan kondisi kami. Saya yakin nak ,sebentar lagi Allah akan memberikan rezeki bagi kami dengan cara yang lebih baik dari ini ,iya saya yakin sebentar lagi nak,sebentar lagi.
Kemudian bapak itupun melangkahkan kakinya turun ke stasiun gondangdia bersama istrinya.
Semoga Allah memaafkan prasangka saya yang menganggap bapak dan Ibu itu adalah seorang pengemis.sungguh mereka sebenar benarnya hamba Allah yang bertebaran dimuka bumi dan mencari rezeki Allah layaknya seorang pahlawan.
Pengalaman ini sontak menambah keyakinan saya bahwa rezeki Allah sungguh sangat dekat kawan,ya sebentar lagi,sebentar lagi.itu pesan si bapak tua.
Terima kasih banyak..

Sunday 30 November 2014

Aplikasi KTA Pramuka

Mendapat tender pembuatan kartu Pramuka memang sedikit menggiurkan, untuk mempermudah pembuatannya saya coba tanya sama mbah Google, Yap, jumpa dech ...
Setelah mengunjungi alamat web tersebut, hufff kecewa, jika berminat silakan rogoh kocek anda. Ya sich, program aplikasi cukup memakan waktu untuk membuatnya jadi wajar jika si empunya aplikasi minta donasi.
akhirnya gooling lagi, dengan keyword "gratis + full"
Horeeeeeeeee dapat, dengan senang hati aq dowload, filenya berupa rar. Mantap dalam hati

tidak menunggu lama untuk downloadnya, bisnya aq pake speedy dengan daya kecepatan 5MB. heheheee
terus ......
buka file rar .................  muncul file dalam rar lagi (2 buah, 1 installernya, 1 keygen) wuih mantap, tapi ada satu file lagi dengan extensi .txt. Biasa selalu terabaikan tuch .txt, langsung buka file installerya ............. jreng-jreng .............. masukan password !
dalam hati berkata #!#%^#$@%$*&%^*$^&*(%^*%@%@%$@^%

Akhirnya, ya weslah ....

Akhirnya dengan sedikit kecewa, aq rancang sendiri dech kartu tersbut ...

dan hasilnya "AKU JUGA BISA"

bagi rekan-rekan yang berminat silakan lihat tampilannya

aplikasinya saya buat 2 versi,
1 versi dengan print depan - belakang

Depan

Belakang
1 versi lagi model lipat








screenshot program


bagi yang berminat, silakan download di sini
Bagi yang sudah download link di atas dan foto tidak maksimal
silakan download lagi di sini
atau pindahkan cell Foto ke cell A1
#tidak tahu mengapa fotonya jadi kacau ...

Friday 28 November 2014

VIP-kan Guru-guru Kita!


VIP-kan Guru-guru Kita!

Anis Baswedan


Berapa jumlah guru yang masih hidup?” itu pertanyaan Kaisar Jepang sesudah bom atom dijatuhkan di tanah Jepang.


Kisah itu beredar luas. Bisa jadi itu mitos, tetapi narasi itu punya konteks yang valid: pemimpin ”Negeri Sakura” itu memikirkan pendidikan sebagai soal amat mendasar untuk bangkit, menang, dan kuat. Ia sadar bukan alam yang membuat Jepang menjadi kuat, melainkan kualitas manusianya. Pendidikan jangan pernah dipandang sebagai urusan sektoral. Pendidikan adalah urusan mendasar bangsa yang lintas sektoral. Hari ini 53 persen penduduk bekerja kita hanya tamat SD atau lebih rendah, yang berpendidikan tinggi hanya 9 persen. Pendidikan bukan sekadar bersekolah, melainkan fakta itu gambaran menampar yang membuat kita termenung.
Dari sisi kuantitas, penduduk Indonesia di urutan keempat dunia, tetapi dari segi kualitas di urutan ke-124 dari 187 negara. Bangsa ini telah secara ”terencana” membuat sebagian besar penduduknya dicukupkan untuk berlevel pendidikan rendah. Tak aneh jika kini serba impor karena memang sebagian besar penduduk bekerja kita hanya bisa menghasilkan produk bernilai tambah yang rendah.
Selama bangsa dan para pemimpinnya bicara pendidikan secara sambil lalu, dan selama masalah pendidikan dianggap bukan masalah kepemimpinan nasional, jangan harap masa depan akan bisa kuat, mandiri, dan berwibawa. Kunci kekuatan bangsa itu pada manusianya. Jangan hanya fokus pada infrastruktur penopang kehidupan bangsa. Sesungguhya kualitas infrastruktur kehidupan sebuah bangsa semata-mata cermin kualitas manusianya !
Pendidikan adalah soal interaksi antarmanusia. Interaksi antara pendidik dan peserta didik, antara orangtua dan anak, antara guru dan murid, serta antara lingkungan dan para pembelajar. Guru adalah inti dari proses pendidikan. Guru menjadi kunci utama kualitas pendidikan.
Berhenti memandang soal guru sebagai ”sekadar” soalnya kementerian atau sebatas urusan kepegawaian. Soal guru adalah soal masa depan bangsa. Di ruang kelasnya ada wajah masa depan Indonesia. Gurulah kelompok yang paling awal tahu potret masa depan dan gurulah yang bisa membentuk potret masa depan bangsa Indonesia. Cara sebuah bangsa memperlakukan gurunya adalah cermin cara bangsa memperlakukan masa depannya!
Ya, penyesuaian kurikulum itu penting, tetapi lebih penting dan mendesak adalah menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan guru. Guru merupakan ujung tombak. Kurikulum boleh sangat bagus, tetapi bakal mubazir andai disampaikan oleh guru yang diimpit sederetan masalah. Tanpa penyelesaian masalah-masalah seputar guru, kurikulum nyaris tak ada artinya.
Guru juga manusia biasa, dengan plus-minus sebagai manusia, guru tetap kunci utama. Seorang murid menyukai pelajaran bukan sekadar karena buku atau kurikulumnya, melainkan karena gurunya. Guru yang menyebalkan membuat murid menjauhi pelajarannya, guru yang menyenangkan dan inspiratif membuat murid mencintai pelajarannya.
Kita pasti punya banyak guru yang dulu mengajar. Ada yang masih diingat dan ada yang terlupakan. Artinya, setiap guru punya pilihan, mau jadi pendidik yang dikenang karena inspirasinya atau menjadi pendidik yang terlupakan atau malah diingat karena perilakunya negatif. Guru harus sadar diri. Ia pegang peran besar, mendasar, dan jangka panjang sifatnya. Jika seseorang tak mau menjadi pendidik yang baik, lebih baik berhenti menjadi guru. Terlalu mahal konsekuensi negatifnya bagi masa depan anak dan masa depan bangsa. Ini statement keras, tetapi para pendidik dan pengelola pendidikan harus sadar soal ini. Kepada para guru yang mendidik dengan hati dan sepenuh hati, bangsa ini berutang budi amat besar.
Tiga persoalan besar
Paling tidak ada tiga persoalan besar mengenai guru kita. Pertama, distribusi penempatan guru tidak merata. Di satu tempat kelebihan, di tempat lain serba kekurangan. Kekurangan guru juga terjadi di kota dan di desa yang dekat kota. Ini harus dibereskan. Kedua, kualitas guru yang juga tidak merata. Kita harus mencurahkan perhatian total untuk meningkatkan kualitas guru. Mudahkan dan berikan akses bagi guru untuk mengembangkan potensi diri dan kemampuan mengajar. Bukan sekadar mendapatkan gelar pascasarjana, melainkan soal guru makin matang dan terbuka luas cakrawalanya.
Ketiga, kesejahteraan guru tak memadai. Dengan sertifikasi guru telah terjadi perbaikan kesejahteraan, tetapi ada konsekuensi administratif yang sering justru merepotkan guru dan perlu dikaji ulang. Selain soal guru honorer, guru bantu yang masih sering diperlakuan secara tak honored (terhormat). Semua guru harus dijamin kesejahteraannya.
Melihat kondisi sebagian besar guru hari ini, kita seharusnya malu. Kita titipkan masa depan anak-anak kepada guru, tetapi kita tak hendak peduli nasib guru-guru itu. Nasib anak-anak kita serahkan kepada guru, tetapi nasib guru amat jarang menjadi perhatian kita, terutama kaum terdidik, yang sudah merasakan manfaat keterdidikan. Bangsa Indonesia harus berubah. Negara dan bangsa ini harus menjamin nasib guru.
Menghormati guru
Mari bangun kesadaran kolosal untuk menghormati-tinggikan guru. Pemerintah harus berperan, tetapi tanggung jawab besar itu juga ada pada diri kita setiap warga negara, apalagi kaum terdidik. Karena itu, VIP-kan guru-guru dalam semua urusan!
Guru pantas mendapat kehormatan karena mereka selama ini menjalankan peran terhormat bagi bangsa. Saya ajukan dua ide sederhana menunjukkan rasa hormat kepada guru: jalur negara dan jalur gerakan masyarakat. Pertama, negara harus memberikan jaminan kesehatan bagi guru dan keluarganya, tanpa kecuali. Kedua, negara menyediakan jaminan pendidikan bagi anak- anak guru. Bangsa ini harus malu jika ada guru yang sudah mengajar 25 tahun, lalu anaknya tak ada ongkos untuk kuliah. Jaminan kesehatan dan pendidikan keluarganya adalah kebutuhan mendasar bagi guru. Kita harus mengambil sikap tegas: amankan nasib guru dan keluarganya sehingga guru bisa dengan tenang mengamankan nasib anak kita.
Di jalur masyarakat, Gerakan Hormat Guru harus dimulai secara kolosal. Misalnya, para pilot dan awak pesawat, gurulah yang menjadikanmu bisa ”terbang”, sambutlah mereka sebagai penumpang VIP di pesawatmu, undang mereka boarding lebih awal. Para dokter dan semua tenaga medis, gurulah yang mengajarimu sehingga bisa berseragam putih, sambutlah mereka sebagai VIP di tempatmu merawat. Pada pemerintah dan dunia usaha di berbagai sektor, semua prestasi yang dikerjakan adalah buah didikan guru di masa lalu, VIP-kan guru, jadikan mereka customer utama, berikan mereka kemudahan, berikan mereka diskon. Bukan hanya besaran kemudahan atau diskon, melainkan ekspresi kepedulian itu yang menjadi bermakna bagi guru.
Dan semua sektor lainnya, ingatlah bahwa guru merupakan modal awal untuk meraih masa depan yang lebih baik, lebih sejahtera itu dibangun. Di setiap kata dalam pesan pendek (sms) yang ditulis, di sana ada tanda pahala guru. Bangsa ini akan tegak dan disegani saat guru-gurunya terhormat dan dihormati. Bagi anak-anak muda yang kini berbondong-bondong memilih pendidikan guru, ingat tujuan menjadi guru bukan cari tingginya rupiah. Anda pilih jalan mulia, menjadi pendidik. Jangan kemuliaan dikonversi sebatas urusan rupiah, itu cara pintas membuat kemuliaan alami devaluasi. Kesejahteraan Anda sebagai guru memang harus terjamin, tetapi biarkan sorot mata anak didik yang tercerahkan atau cium tangan tanda hormat itu menjadi reward utama yang tak ternilai bagi anda.
Indonesia akan berdiri makin tegak dan kuat dengan kualitas manusia yang mumpuni. Para guru harus sadar dan teguhkan diri sebagai pembentuk masa depan Indonesia. Jadilah guru yang inspiratif, guru yang dicintai semua anak didiknya. Bangsa ini menitipkan anak-anaknya kepada guru, sebaliknya kita sebangsa harus hormati dan lindungi guru dari impitan masalah. Ingat, jadi guru bukanlah pengorbanan, melainkan kehormatan. Guru dapat kehormatan mewakili kita semua untuk melunasi salah satu janji kemerdekaan republik ini: mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadikan kami sebangsa makin bangga dan hormat pada guru!
(Sumber: Kompas.com, tanggal 28 November 2013)

Tuesday 11 November 2014

Renungan



Saturday 1 November 2014

Kemana Guru TIK/KKPI akhirnya ?

Galau-galau dan galau, sudah lama guru TIK rasakan semenjak kurikulum 2013 mulai berjalan, mulai diterapkan untuk tingkat SD, SMP dan SMA. Guru TIK harus banting stir.


Untuk sementara Guru-Guru TIK yang sekolahnya sudah menerapkan kurikulum 2013 meng-ampu mata pelajaran Prakarya. Yang kalau di perhatikan materi-materinya mencangkup tentang "Kerajinan, Budidaya, Rekasaya dan Pengolahan".
Namun, seiring waktu berlalu, akhirnya permen tentang guru TIK sudah di sahkan, yaitu permen 68 Tahun 2014.
Timbul pertanyaan, Kapan permen 68 ini di realisasikan ? Biar guru TIK kembali jalan yang benar, berkreasi dan berinovatif di bidang teknologi.
eeee iya, apa sih isi sebenarnya permen 68 ini ?
Yuk kita simak, isi permen 68 yang mengatur tentang guru TIK. secara garis besarnya sih permen ini memberi tugas kepada guru TIK untuk :

  1. membimbing peserta d i d i k pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencapai standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah.
  2. memfasilitasi sesama g u r u pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah; dan
  3. memfasilitasi tenaga kependidikan pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat dalam mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK.
Sedangkan kewajiban guru TIK adalah sebagai berikut :
  1. membimbing peserta didik SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran;
  2. memfasilitasi sesama guru SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, serta menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran; dan
  3. memfasilitasi tenaga kependidikan SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mengembangkan sistem manajemen sekolah berbasis TIK.
Mengenai Beban kerja guru TIK melakukan pembimbingan paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada 1 (satu) atau lebih satuan pendidikan baik secara klasikal maupun individu.
Adapun rincian kegiatan guru TIK dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :
  1.  menyusun rancangan pelaksanaan layanan dan bimbingan TIK;
  2. melaksanakan layanan dan bimbingan TIK per tahun;
  3. menyusun alat ukur /lembar kerja program layanan d a n bimbingan TIK;
  4. mengevaluasi proses dan hasil layanan dan bimbingan TIK;
  5. menganalisis hasil layanan dan bimbingan TIK;
  6. melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki layanan dan bimbingan TIK;
  7. menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional;
  8. membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler ;
  9. membimbing guru dalam penggunaan TIK;
  10. membimbing tenaga kependidikan dalam penggunaan TIK;
  11. melaksanakan pengembangan diri ; dan
  12. melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat karya inovatif.




Nah lebih detailnya, silakan download filenya di sini ...

Tuesday 28 October 2014

Sumpah Pemuda




SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928


Tanggal 28 Oktober merupakan hari yang di peringati sebagai hari sumpah pemuda. Konon Ceritanya hal ikhwal tentang Sumpah Pemuda.

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
  1. Abdul Muthalib Sangadji
  2. Purnama Wulan
  3. Abdul Rachman
  4. Raden Soeharto
  5. Abu Hanifah
  6. Raden Soekamso
  7. Adnan Kapau Gani
  8. Ramelan
  9. Amir (Dienaren van Indie)
  10. Saerun (Keng Po)
  11. Anta Permana
  12. Sahardjo
  13. Anwari
  14. Sarbini
  15. Arnold Manonutu
  16. Sarmidi Mangunsarkoro
  17. Assaat
  18. Sartono
  19. Bahder Djohan
  20. S.M. Kartosoewirjo
  21. Dali
  22. Setiawan
  23. Darsa
  24. Sigit (Indonesische Studieclub)
  25. Dien Pantouw
  26. Siti Sundari
  27. Djuanda
  28. Sjahpuddin Latif
  29. Dr.Pijper
  30. Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
  31. Emma Puradiredja
  32. Soejono Djoenoed Poeponegoro
  33. Halim
  34. R.M. Djoko Marsaid
  35. Hamami
  36. Soekamto
  37. Jo Tumbuhan
  38. Soekmono
  39. Joesoepadi
  40. Soekowati (Volksraad)
  41. Jos Masdani
  42. Soemanang
  43. Kadir
  44. Soemarto
  45. Karto Menggolo
  46. Soenario (PAPI & INPO)
  47. Kasman Singodimedjo
  48. Soerjadi
  49. Koentjoro Poerbopranoto
  50. Soewadji Prawirohardjo
  51. Martakusuma
  52. Soewirjo
  53. Masmoen Rasid
  54. Soeworo
  55. Mohammad Ali Hanafiah
  56. Suhara
  57. Mohammad Nazif
  58. Sujono (Volksraad)
  59. Mohammad Roem
  60. Sulaeman
  61. Mohammad Tabrani
  62. Suwarni
  63. Mohammad Tamzil
  64. Tjahija
  65. Muhidin (Pasundan)
  66. Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
  67. Mukarno
  68. Wilopo
  69. Muwardi
  70. Wage Rudolf Soepratman
  71. Nona Tumbel
Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
  1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
    di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
    Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
    Kong Liong.
  2. 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
    Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
    yaitu :
    a. Kwee Thiam Hong
    b. Oey Kay Siang
    c. John Lauw Tjoan Hok
    d. Tjio Djien kwie