Pages

Wednesday 23 September 2020

Kenangan Indah Bersama PGRI Propinsi Riau

Selasa, 15 September 2020 mungkin Sebagian orang adalah hari yang biasa, hari yang tidak memiliki makna, hari yang tidak terlalu penting, namun bagi saya hari itu merupakah hari yang membuka wawasan baru, memberikan pembelajaran yang baru serta hari itu merupakan hari di mana pola pikir saya bertambah berkembang. Kenapa ?

Selasa, 15 September 2020 adalah di awal mulainya workshop Smart Learning and Character Center PGRI Provinsi Riau dalam temanya Guru Hebat Guru Menulis, dimana kegiatan ini merupakan kegiatan baru yang saya ikuti baik materi-materinya maupun proses pelatihannya atau workshopnya.

Workshop yang dilaksanakan mulai tanggal 15 September 2020 sampai dengan 21 September 2020 dilaksanakan dengan system Daring, workshop jarak jauh dimana narasumber dan peserta tidak dalam satu ruangan namun di lakukan pada tempat tinggal masing-masing. Saat ini system seperti ini di namakan Webinar.

Dari kegiatan ini sangat banyak ilmu yang saya peroleh, berbagai pengetahuan tentang tulis menulis saya dapatkan, dan saya lebih mengenal tentang PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Provinsi Riau. Saya akui, saya belum faham betul dengan organisasi PGRI karena gaungnya tidaklah se viral artis dadakan. Saya hanya tahu PGRI itu sekedar mengadakan Upacara peringatan, perlombaan dalam rangka memperingati hari lahirnya selain itu nihil tidak tahu sepak terjang organisasi ini. Mungkin ini karena keterbatasan informasi yang saya peroleh terkait PGRI.

Bersyukur, akhirnya melalui webinar ini saya mendapat informasi yang lengkap dan utuh tentang PGRI, sebuah organisasi besar yang didalamnya terisi oleh orang-orang hebat, orang-orang mulia dan orang-orang yang memiliki cita cita luar biasa yaitu GURU. Organisasi yang menaungi dan melindungi serta memperjuangkan hak guru ini inti yang saya peroleh dari tujuan PGRI itu sendiri.

Sejak itu berubah persepsi saya terhadap organisasi PGRI ini, dari yang selalu minta iuran wajib saja dan tidak ada tindak lanjut terkait nasib guru-guru terutama seperti kami yang masih guru honor namun dengan mengikuti webinar ini mulai terbuka bahwa mereka (pengurus PGRI) akan tetap memperjuangkan nasib kami.

Workshop yang di fasilitasi oleh PGRI ini juga merupakan bukti nyata kerja PGRI dalam meningkatkan kualitas keilmuan para guru, meningkatkan mutu guru dan membekali guru agar mampu memposisikan dirinya terhadap perkembangan zaman yang semuanya sudah mengalami perubahan atau boleh ambil istilah dari pak Jokowi Presiden Republik Indonesia adalah  transformasi digital. Perubahan system manual menjadi system digitalisasi.

Luar biasa ilmu yang tersebar dalam webinar ini, semua narasumber ahli di bidangnya, motivasi-motivasi narasumber sangat melekat dalam pikiran saya, menjadi saya lebih semangat dan semakin percaya diri dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai seorang guru.

Menulis sebenarnya bukanlah suatu hobi yang saya tekuni, namun dengan motivasi narasumber bahwa menulis salah satu bentuk pengabdian seorang guru sekaligus menjadi prasasti yang akan di ingat sepanjang masa oleh semua orang. Walau tertatih saya mencoba untuk menulis, menuangkan hasil pemikiran kedalam sebuah kalimat. Tak di pungkiri walau kaidah dan tata Bahasa masih banyak yang di langgar dengan semangat yang kuat saya kan tetap menulis.

Terima kasih narasumber yang telah mentransfer ilmu dan semangatnya kepada kami, terima kasih guru hebat yang tergabung dalam webinar ini, sungguh merupakan anugerah yang tidak terkira dapat berkenalan dengan orang-orang hebat dari penjuru daerah seprovinsi riau ini. Salam kenal, salam sukses, dan salam guru.

Kenangan ini akan menjadi support bagi saya untuk selalu berkarya dalam memajukan dunia Pendidikan, mencetak generasi bangsa yang memiliki kecerdasan ilmu pengetahuan serta kecerdasan spiritual dan siap mengantarkan mereka menuju kehidupan mereka yang sebenarnya tentunya dengan bekal intelektual dan spiritual tadi.

Waktu yang singkat yang saya rasakan mengikuti kegiatan ini, masih banyak yang harus di ketahui, masih banyak yang harus di kaji, semoga saja hal semacam ini akan tetap dilakasanakan oleh PGRI, baik PGRI tingkat propinsi, PGRI tingkat Kabupaten maupun PGRI tingkat kecamatan, karena kegiatan ini sangat positif dan mampu mengecas motivasi guru yang sekarang ini sedang lesu karena terbebani kegiatan pembelajaran daring maupun luring yang sangat “membosankan” dan sama sekali tidak efektif.

Jayalah PGRI, Jayalah Guru Indonesia, Jayalah guru Propinsi RIAU ….


Profil Penulis

Imas Masitoh,S.Pd. Guru SD Negeri 004 Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kab. Kampar. Email : kirankhalifasakhi@gmail.com. Berkarya dan terus berusaha menjadi guru Profesional.


WEBINAR PERTAMAKU

             Diawal bulan September berawal dari seorang guru yang sama mengajar di sekolah sedang terkena musibah, barang berharganya hilang di curi, laptop, handphone dan dan tas yang biasa di bawanya saat bepergian. Dan yang paling berharga adalah isi dalam tas yang memang berisi surat-surat berharga, termasuklah kartu identitas PGRI.

            Mengingat kartu PGRI merupakan kartu identitas sebagai guru, maka guru tersebut langsung mengurus untuk pembuatan kartu PGRI terbaru. Bersamaan dengan itu, maka saya lihat kartu identitas PGRI saya dan ternyata tanggal berlakunya sudah habis. Tanpa menunggu komando dari ketua PGRI kecamatan saya pun ikut mengurus pembuatan kartu PGRI yang baru dan 5 guru lainnya ikut serta karena masa berlakunya juga sudah habis.

            Melalui kawan seorang guru juga, kami menyerahkan sepenuhnya kepengurusan pembuatan kartu PGRI terbaru, karena beliau tahu kemana akan mengurus kartu PGRI tersebut. Informasinya beliau langsung ke Gedung Guru yang ada di kotamadya dan biasanya langsung jadi.

            Namun beberapa minggu berlalu, kartu tidak juga kunjung jadi. Hingga pada akhirnya beliau menginformasikan bahwa pencetakan kartu belum bisa dilakukan mengingat ada beberapa hal yang harus ditunggu, ada dua kemungkinan kartu belum bisa di cetak, pertama karena kepengurusan PGRI tingkat kabupaten kami (Kampar) saat itu belum di bentuk Kembali setelah ketua yang lama tidak lagi menjabat. Kartu PGRI belum bisa di cetak, karena harus menunggu yang menandatangani ketua PGRI tingkat Kabupaten. Alasan kedua yang disampaikan kawan yang mengurus pencetakan kartu PGRI tersebut adalah akan digatinya kartu PGRI yang selama ini ada dengan kartu PGRI yang multi guna, ceritanya bisa untuk belanja, Tarik tunai dan bayar parkir di bandara. Kartunya akan di ganti dengan kartu digital.

            Beliau juga menyampaikan kepada kami informasi terakhir, bahwa untuk mendapatkan kartu PGRI yang istimewa itu harus mengikuti workshop atau Webinar, karena kartu digital PGRI perdana ini hanya di khususkan untuk 500 guru dan itu di perioritaskan untuk yang mengikuti webinar.

            Sebagai guru yang merem teknologi, kami sudah ketakutan sendiri, sudah terbayang kesusahan yang akan kami hadapi dalam mengikuti webinar ini yang menurut informasi dari beliau seminarnya online dan menggunakan aplikasi. Kami sudah khawatir sendiri mendengar uraian beliau. Namun beliau menenangkan kami dan memotivasi serta mendukung kami untuk tetap ikut dan beliau siap mendampingi kami dalam mengikuti webinar ini. Beliau memang faham dunia IT jauh dibandingkan kami yang sampai sekarang belum melek IT secara luas.

            Dan benar saja, dari awal pendaftaran sampai pelaksanaan kami kesulitan mengaplikasikan handphone untuk pelaksanaan webinar PGRI, Alhamdulillah beliau siap sedia untuk membantu kami dan kami akhirnya dapat mengikuti webinar yang di taja PGRI propinsi Riau ini.

            Ini adalah webinar pertama bagi saya dan kawan-kawan yang mengajar di sekolah. Bagi kami terutama saya ini merupakan pengalaman pertama yang membuat jantung berdebar, hati deg-deg an karena menggunakan teknologi baru dan asing saat itu bagi saya.

Materi demi materi saya ikuti dalam workshop/webinar ini, Masya Allah ternyata webinar ini penuh dengan ilmu, penuh dengan wawasan, penuh dengan pengetahuan. Banyak hal baru yang saya dapatkan dari webinar ini, yang kesemuanya menambah pengetahuan saya dan memotivasi pribadi saya untuk menjadi seorang guru.

Yang terkesan bagi saya, bukan berarti mengesampingkan materi-materi lain (ini karena saya baru bisa focus dan tidak terganggu kegiatan lain) adalah materi penulisan artikel populer. Sekilas dalam benak saya ternyata simple menulis itu, ternyata tidak sulit menulis itu waktu itu. Karena berdasarkan uraian yang di paparkan oleh naras umber begitu gamplang dan mudah saya cerna sehingga saya memiliki pemikiran ternyata mudah menulis itu.

Dalam materi Teknik menulis artikel popular berdasarkan Analisa dan rangkuman yang saya dapat tidak di hukumi dengan kaidah-kaidah penulisan seperti penulisan karya ilmiah lainnya, dengan demikian tidak membebani seseorang untuk menulis karena keterbatasannya dalam menguasai kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar sesuai ketentuan penulisan karya ilmiah.

Selama mengikuti materi ini, dalam pikiran saya langsung tersusun beberapa topik yang kemungkinan besar dapat saya tuangkan dalam penulisan artikel popular dan saya merasa semangat dan termotivasi dengan segera ingin menulis.

Benar kata narasumber-narasumber webinar PGRI yang saya ikuti ini, keinginan, motivasi tidak cukup jika tidak ada keterpaksaan pada diri untuk menulis, akhirnya zonk, tidak satupun tulisan yang mampu saya tulis walau ide dan gagasan sudah menumpuk dalam otak saya. Kesibukan sehari-hari, lingkungan yang kurang mendukung (untuk menulis) menyebabkan pikiran buntu tidak mampu harus menulis di mulai dari mana.

Namun demikian saya merasa bersyukur telah mengikuti webinar ini, walau sekarang belum mampu menulis dengan komitmen akan tetapi telah memiliki dasar pengetahuan tentang tulis menulis, semoga saja suatu hari dengan dukungan para penulis motivasi saya terbangun lagi.

            Terima kasih PGRI propinsi yang telah menaja webinar ini, sungguh ini moment yang sangat berharga bagi saya, saya dapat ilmu dari nara sumber-narasumber yang sangat ahli dibidangnya dan saya mendapatkan 400 lebih sahabat sejawat baru yang tersebar di seluruh propinsi Riau.

            Semoga webinar-webinar lainnya akan tetap di laksanakan oleh PGRI agar semakin meningkat kualitas dan kuantitas guru-guru di propinsi Riau pada khususnya umumnya untuk guru Indonesia.

 

Profil Penulis

Robina, S.Pd.I, Mengajar di SD Negeri 004 Hangtuah, mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Lahir di Mentulik, 21 Pebruari 1975. E-Mail : robina575@gmail.com.

“ Hobby, Cita-Cita Bukanlah suatu Tujuan Akhir”

 Judul “ Hobby, Cita-Cita Bukanlah suatu Tujuan Akhir”

Oleh : Faujiah Nur Br Sinaga, S.Pd

Tenaga Kependidikan SMPN 1 Perhentian Raja

Menurut Pranoto (2004;9) menulis berarti menuangkan pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekpresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Menurut pendapat saya yang mana menulis merupakan suatu ungkapan perasaan dari keadaan nyata disekitar saya yang dituangkan melalui cara menulis.

Begitu juga dengan hobby saya disaat memasuki usia remaja, keinginan yang begitu tinggi untuk menjadi penulis suatu novel hingga saya bersemangat dengan menuliskan cerita-cerita yang saya alami bahkan fenomena-fenomena disekitar saya. Pada masa itu saya menulis segala yang terjadi pada saat saya duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama, saya menceritakan segala hal yang terjadi dari mulanya saya Lulus dengan Murni di SMP tersebut, Pertama masuk sekolah di kota, berkenalan dan memilah teman baru, dan masih banyak lagi.

Sehingga timbullah keinginan nantiknya melanjuti Sekolah Menengah Atas dengan memilih Jurusan Sastra sehingga dapat melanjuti Keperguruan Tinggi nantinya dengan jurusan yang setara. Tetapi, Pemikiran saya tentang menulis seketika terhenti setelah saya menerima Hasil dari Pembelajaran saya, yaitu “Menjadi Guru Pendidikan Agama Islam” dimana saya melihat fenomena yang begitu luarbiasa mengejutkan.

Melihat sifat-sifat kawan sebaya yang dijuluki “Anak Kota” dimana yang jauh dengan nilai-nilai Agamis. Entah karena saya dari kampung yang mana sifat kekeluargaan,saling menghargai dan nilai agama yang masih kental sehingga membuat saya terkejut seketika saya keluar dari kampung saya.

Meskipun saya mulai mengubah hobby saya dengan bertujuan menjadi seorang Guru sesekali saya masih meluangkan apa yang terjadi dengan fenomena sekitar saya. Hingga pada akhirnya setelah hampir menyelesaikan pendidikan dibangku Sekolah Menengah dan akan memasuki Perguruan Tinggi saya tidak sungkan lagi memilih jurusan Pendidikan keguruan saya dapat memilih 3 jurusan pada saat pendaftaran Keperguruan Tinggi saya memutuskan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam, Bahasa Inggris dan Pendidikan Ekonomi.

Tapi disayangkan pilihan pertama dan kedua saya tidak Lulus dan saya Lulus di jurusan Pendidikan Ekonomi, tapi saya tidak berkecil hati karena dimana tempat saya belajar tersebut masih berbasic Islamiah. Saya tetap mempelajari Ilmu-ilmu di bidang keagamaan.

Masa perkuliahan pun mengubah Cita-cita saya yang telah sekian tahun saya pertahan sekerika Goyah pada masa Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dimana saya mengajar disalah satu Sekolah Terfavorit di Ibukota saya tinggal, saya mengalami penurunan semangat yang luarbiasa ketika itu sehingga mengubah keinginan saya. Saya mengubah cita-cita saya untuk tidak menjadi guru lagi.

Lalu bagaimana Bisa menjadi Tenaga Kependidikan yang mana masih bernuansa pada Peserta Didik ?

Keterpaksaanlah yang menyeret saya untuk melanjutkan pengalaman hidup saya, dimana saya dapat pilihan untuk mengajar atau duduk di kantor (Tata Usaha). Dengan motivasi kedua orangtua yang membebaskan pilihan ditangan saya. Tidak terasa setahun sudah saya menikmati bekerja dibidang kantor yang berbasic sekolah atau berlatarkan peserta didik.

Pada masa pandemi covid-19 ini sangatlah berat sekali dilalui terutama pada guru-guru senior yang lemah memahami teknologi yang memaksa mereka untuk mempelajari teknologi tersebut. Kita tidak dapat berjumpa dengan sesama guru bahkan peserta didik lagi. Semua pembelajaran berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau yang sering disebut “Daring”.

Sebagai Tenaga Kependidikan yang masih terbilang biasa saja memahami teknologi juga harus mampu membantu guru-guru dalam memahami aplikasi-aplikasi yang membantu pembelajaran online tersebut.

Semua kegiatan yang berada disekolah disulap menjadi pembelajaran dirumah selama masa pandemi covid-19 ini semua dituntut melalui belajar online, ujian online, PPDB online dsb. Semua itu memiliki kelemahan dan kelebihan, banyak keluhan para orangtua mengenai pembelajaran online ini dimana orangtua dituntut memfasilitasi anak-anaknya memiliki gadget serta mengisi pulsa paket internet anak.  Disisi lain pembelajaran online ini tidak menuntut peserta didik untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

            Keadaan pandemi covid-19 ini juga membuat jarak sesama guru ketika berada di Sekolah, dimana ada yang merasa pandemi covid-19 ini sebagai suatu momok dan ada juga yang merasa biasa saja. Seakan-akan yang merasakan suatu momok mengalami ketakutan akan segala hal. Dan yang merasa biasa saja merasa kejanggalan-kejanggalan terjadi.

 

 =========================================================================

 

Biografi Penulis

Faujiah Nur Br Sinaga, S.Pd, Lulusan S1 Pendidikan Ekonomi UIN SUSKA Riau, Salah satu Tenaga Kependidikan di SMPN 1 Perhentian Raja sejak akhir 2019 lalu. Mulai menulis sejak duduk dibangku SMP melalui coret-coret dibuku sampai memiliki NOTEBOOK masih menulis. tulisan-tulisan pengalaman pribadi yang tidak percaya diri untuk dipublikasikan. Dengan adanya motivasi salah satu Guru di SMPN 1 Perhentian Raja yang memotivasi kembali untuk menulis kembali meskipun semangat menulis belum begitu tinggi.

Wednesday 2 September 2020

MENGHADAPI PANDEMI MASA KINI (COVID-19) DENGAN MUHASABAH DIRI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Apa kabar rekan blogger ...?
Semoga senantiasa sehat wala'fiat jauh dari kesusahan dan selalu di berkahi dengan kesuksesan.

MENGHADAPI PANDEMI MASA KINI (Covid -19) DENGAN MUHASABAH DIRI


Coronavirus Disease 19 menjadi perbincangan yang hangat sejak awal kemunculannya, kiprahnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi popular dan tidak butuh modal untuk jadi viral. Kehadirannya dan perkembangannya sangat pesat, bukan hanya di negara asal lahirnya tapi langsung merambah kesebagian besar belahan dunia. Hampir seluruh negara terkontaminasi dengan virus ini.


Virus yang menyerang pernafasan manusia ini di Daulat pada tahun 2020 ini menjadi penyakit yang sangat berbahaya dan menyumbang kematian terbesar di seluruh dunia. Virus yang kata ahlinya sebenarnya tingkat untuk kematian hanya 3% akan menjadi penyakit yang mampu mencabut nyawa jika di derita oleh orang yang berusia lanjut atau memiliki Riwayat penyakit menahun lainnya.


Dengan kehadiran virus covid 19 ini,  semua menjadi lemah. Kehidupan manusia selalu di intai dengan berbagai terror yang di hadirkan dari virus covid 19 ini. Kantor di tutup, perusahaan mengurangi pegawainya, wisata di hentikan, hingga dunia Pendidikan juga di non aktifkan. Semua berjalan terseok-seok.


Semua kebijakan yang di lakukan memang mengatasnamakan kelangsungan hidup manusia dari serangan virus corona disease 19 ini. Sungguh dasyat virus ini hingga mampu merubah kehidupan yang wajar menjadi hambar, menjadikan perilaku social yang sopan menjadi perilaku manusia yang saling tidak mempedulikan.


Banyak yang stress dalam menghadapi kenyataan kehidupan ini. Rasa ketakutan yang berlebihan membuat beberapa orang jadi phobia terhadap sesuatu yang di anggap menjadi cirihas virus covid 19 ini menyerang. Ya … banyak kejadian yang menyebabkan orang meninggal karena tidak ditolong walau sebenarnya bukan terdampak virus corona disease 19 ini, tapi karena penyakit lainnya. Phobia yang berlebihan menyebabkan tatanan adat istiadat berangsur ditinggalkan manusia. Bersalaman sebagai ciri khas adat budaya timur menjadi hilang, orang bertemua tidak lagi mengulurkan tangan untuk bersalaman, anak pulang atau bepergian tidak lagi bersalaman dengan orang tua, semua menjaga jarak seolah tidak saling mengenal. Semua saling curiga mencurigai, semua anti pati terhadap perilaku yang sudah bertahun-tahun bahkan sejak nenek moyang telah menjadi kebiasaan.


Namun, 2 bulan terakhir ini, manusia sebagian sudah tidak mempedulikan lagi virus ini, mereka harus bertahan hidup dengan terus bekerja mengais rizki. Mereka pasrahkan semua kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang ada dalam benak mereka terus mencari rupiah untuk mengisi perut keluarganya.


Bagaimana sebenarnya kita menyikapi “musibah” ini ?


Mari kita telaah dan kita kaji semua ini dari diri kita sendiri dahulu, dari perilaku kita hingga apa ikhtibar dibalik bencana ini.

1.  1. Muhasabah diri dengan Agama terkait vabah Virus Corona Disease 19

Sebagai makhluk ber Tuhan, kita di wajibkan menyerahkan hidup dan matik kita hanya kepada-Nya. Semua sudah menjadi takdir dan ketentuannya.


Manusia diberi hak untuk berusaha, berupaya untuk mencapai apa yang menjadi keinginannya. Untuk kepastiannya tetap menjadi hak prerogratif Allah Subhanahuwataala.


Bagaimana seorang muslim menyingkapi fenomena penyakit virus corona ini?


Allah Subhanahu wata’ala telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh Ayat 155.


وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.


Jelas sudah, apa yang terjadi saat ini tidak lebih dari sebuah ujian dari Allah Subhanahuwata’ala yang harus kita singkapi dengan penuh keimanan dan ketaqwaan.

 

Dalam Surat Al-Bagoroh Ayat 155 tersebut, ujian yang akan kita terima meliputi sedikit ketakutan, disini yang sering kita lupa, kita menganggap yang senantiasa menimpa kita adalah ujian yang terberat sehingga timbul rasa takut yang berlebihan. Allah menjanjikan rasa takut yang diberikan kepada kita hanyalah sedikit saja, bukan rasa takut yang besar. Kemudian, kenapa terjadi disebagian manusia memiliki rasa takut yang besar ?

 

Iman, adalah semua jawaban dari segala pertanyaan yang timbul dari rasa khawatir berlebihan. Dengan memperbaiki rasa keimanan maka kita akan merasa selalu dalam perlindungan Allah Subhanahuwata’ala dan menjalani ujian rasa takut ini penuh dengan pendekatan diri kepada-Nya.

 

Kita di uji dengan sedikit rasa takut dengan munculnya wabah virus Corona Disease 19 yang menjadi momok di seluruh dunia karena telah membunuh jutaan manusia di seluruh dunia. Dengan menyadari adanya rasa takut yang telah Allah Allah Subhanahuwata’ala hadirkan ke diri kita merupakan teguran sudah seberapa dekat kita dengan-Nya. Dan Allah Subhanahuwata’ala menghadirkan virus covid 19 sebagai wasilah menguji keimanan kita dengan sedikit rasa takut tersebut.

 

Ternyata dengan turunnya virus corona disease ini, bukan hanya rasa takut saja yang kita rasakan, tapi kelaparan, kekurangan harta bahkan jiwa. Hal ini terjadi banyak perusahaan yang memutuskan hubungan kerja dengan karyawan sehingga muncul pengangguran yang mengakibatkan mengikisnya harta yang di miliki dan pada tahap akhirnya kelaparan yang mereka rasakan.

 

Banyak sudah manusia tidak memiliki pekerjaan dan harta, hidupnya bergantung pada uluran tangan pemerintah yang memberikan bantuan dana segar maupun kebutuhan pangan.

Banyak dokter dan petugas kesehatan yang gugur dalam pengabdiannya melawan virus corona disease 19, banyak anak kehilangan orang tuanya, orang tua kehilangan anaknya akibat terinfeksi virus ini dan meninggal.

 

Lagi-lagi kita harus memahami ini semua dengan rasa keimanan dan ketaqwaan agar tidak memiliki prasangka buruk terhadap Allah Subhanahuwataa’a, kita yakini ini adalah ujian yang akan mengantarkan kita ke derajat yang lebih tinggi jika kita mampu menghadapi ujian ini dengan penuh keikhlasan.

 

Penting kita menghadapi segala yang terjadi pada diri kita dengan Agama agar kita tidak di hinggapi rasa takut yang berlebihan, khawatir akan jaminan rizki dari Allah dan menjadikan hidup penuh syukur yang akan menjadikan hidup kita penuh dengan keberkahan Allah Subhanahuwata’ala. Dengan Agama dalam menyingkapi virus corona Disease 19 ini akan menjadikan kita memiliki kepasrahan diri kepada-Nya bahwa mati adalah haq yang terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Semua sudah menjadi garis ketentuanNya.

 

Dalam Surat Al-Bagoroh Ayat 155 tersebut Allah Subhanahuwataa’la memberikan kabar gembira kepada hamba-Nya yang mampu menghadapi ujian-Nya dengan penuh ikhlas dan kesabaran. Ya, Allah Subhanahuwataala memberikan kabar gembira bagi hambanya yang sabar dalam menghadapi ujian sedikit rasa takut, kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.

 

Semoga kita masuk dalam golongan yang akan menerima kabar gembira tersebut. Aamiin Ya Robbal a’alaamiin.  

 

Bersambung Part 2