Pages

Sunday 13 May 2012

Penyebab G4L4U & Mengatasinya


Penyebab GALAU

Saat ini virus G4 L4 U alias galau semakin merajalela dan banyak menginfeksi anak muda. Virus ini menyebar dengan cepat dan bisa menular. Cara penularannya pun mudah hanya dengan membaca atau mendengar curahan galau teman atau orang lain kita pun bisa jadi ikutan galau juga. Selain itu, embrio virus ini sebenarnya sudah ada di dalam tubuh mereka. Hanya perlu diaktifkan dengan penularan rasa galau.

Galau bisa berarti resah, gelisah atau pikiran yang kacau karena sesuatu hal. Anak muda lebih sering terkena virus ini karena pertahanan jiwa mereka masih lemah. Jiwa yang labil dan belum matang dalam berfikir membuat mereka mudah galau. Ada beberapa penyebab utama galau yaitu: 

1. Who Am I? anak muda masih sering mempertanyakan jati dirinya. Mereka masih mencari identitas diri. Siapa mereka sebenarnya dan mau jadi apa. Pertanyaan seperti itu sering menggelayuti jiwa dan pikiran mereka. Apalagi ditambah dengan “tekanan” dari orangtua, teman atau lingkungan yang mengatur untuk menjadi seperti ini atau seperti itu.
Anak muda ingin menjadi diri mereka sendiri. Hanya terkadang mereka belum menemukan “diri” yang dicari itu. Proses pencarian diri itu sering menjadi sumber kegalauan. 

2. Ketika cinta datang menyapa. Suka dengan lawan jenis adalah fitrah manusia. Anak muda sering galau ketika rasa suka itu datang. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Perlukah aspirasi isi hati itu disampaikan? atau cukup hanya tersimpan dalam angan.
Sebagian anak muda gagal mengelola rasa cinta yang seharusnya indah diterima. Mereka terkadang salah dalam membedakan cinta dengan nafsu. Cinta tidak selalu harus diwujudkan dengan berdua-duaan apalagi bermesraan. Segala sesuatu akan terasa indah pada waktunya. 

3. Tidak percaya diri. Minder karena tidak yakin dengan diri sendiri membuat banyak anak muda ragu. Tak berani mengambil keputusan untuk berbuat sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Akhirnya mereka banyak yang ikut-ikutan teman dan lingkungan pergaulan. Padahal bisa jadi itu bertentangan dengan hati nurani. 

Pilihan untuk diri sendiri terkadang lebih sering ditentukan oleh kemana teman-temannya pergi. Misalanya memilih jurusan di sekolah atau kuliah seharusnya sesuai dengan potensi diri. Kurang percaya diri sering membuat anak muda bingung mengambil keputusan.

Ketiga penyebab utama rasa galau itu punya cabang-cabang yang menjuntai. Jadi banyak hal yang bisa membuat kita galau. Hal kecil ataupun besar. Galau sebenarnya hal yang wajar terjadi. Manusia adalah mahluk yang punya keterbatasan dan kelemahan. Kalau kita merasa resah dan gelisah bukanlah masalah. Hanya bagaimana cara menyalurkan galau di hati itu yang harus diperhatikan.

Rasa galau harus tersalurkan agar permasalahan bisa terselesaikan. Minimal bisa mengurangi beban di hati dan pikiran. Menyampaikan galau tidak boleh sembarangan karena bisa jadi bumerang. Oke galauers, bagaimana menurut anda?


Mengatasi GALAU

Barisan kata penuh keresahan memenuhi timeline. Rentetan status kegelisahan terpampang di media sosial. Galau. Seribu tanya menggelayut jiwa. Hati yang gundah gulana terekspos kemana-mana. Galau pun menjalar, menular, menyebar.

Apa yang harus dilakukan ketika galau datang menerpa? Bagaimana cara mengatasi galau?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan dan menghilangkan galau diantaranya yaitu:

1. Galau jangan dipendam. Ibarat air biarkanlah ia mengalir. Jika galau dipendam seperti air yang disumbat. Tak bisa keluar, semakin lama akan semakin penuh dan menekan. Akhirnya air itu bisa muncrat tak tertahan seperti bendungan yang jebol karena tertekan arus air yang kuat.
Ungkapkan rasa galau itu seperti mengalirnya air dari gunung ke sungai. Awas jangan berlebihan nanti kebanjiran. Contohnya banyak anak muda yang update status isinya galau terus. Sering banget bisa satu jam sekali atau mungkin bisa lebih dari itu.

2. Buatlah saluran penampungan galau. Ada beberapa saluran yang bisa dipakai untuk menampung curahan galau yaitu curhat dengan orang yang bisa dipercaya. Cari teman yang bukan “ember bocor” biar curhat kita tak merembes. Curhat lebih baik dilakukan juga ke keluarga, boleh ke kakak atau orangtua karena mereka juga pasti pernah muda. Pernah juga galau seperti kita walaupun kondisinya mungkin berbeda. Sebagian anak muda merasa risih atau malu kalo curhat ke keluarga. Padahal merekalah orang terdekat dan paling mengenal diri kita. 

Curhat juga bisa dilakukan ke diari. Tulislah keluh kesahmu disana. Tumpahkan isi hatimu dalam barisan kata-kata. Atau mungkin coretan pena berupa gambar atau sketsa. Galaumu akan mereda dan perlahan sirna tergantikan oleh untaian kata atau sketsa penuh warna.

Lebih baik berhati-hati jika curhat melalui media sosial karena sifatnya yang terbuka. Siapa saja bisa baca. Jangan sampai kita menulis sesuatu yang sifatnya terlalu pribadi. Apabila galau kita berkaitan dengan orang lain, kata-kata yang digunakan tak boleh sembarangan. Bisa menyinggung perasaan dan bikin keributan.

3. Ceritakan galaumu pada Penciptamu. Segala resah gelisah, keluh kesah dan gundah gulana bisa diceritakan kepada Yang Maha Kuasa. Bebaskan diri dari galau dengan selalu mengingat-Nya. Jika kita galau karena masih jomblo, ingatlah Allah SWT telah menciptakan setiap mahluk berpasang-pasangan. Jodoh untuk kita sudah ada, tak perlu takut nggak kebagian atau diambil orang. Jika saatnya tiba, jodoh tak akan kemana.

Begitu juga dengan galau karena masalah yang lain. Curahkan semua galau dalam setiap do’a. Mohonlah kepada-Nya untuk memudahkan setiap langkah hidup kita. Berikanlah kita kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi setiap ujian. 

4. Jadikan galaumu sebagai motivasi dan inspirasi. Galau bisa jadi motivasi untuk memperbaiki diri. Jika kita sering galau tak percaya diri karena tak pernah berprestasi. Jadikan itu sebuah motivasi untuk mencari dan mengembangkan potensi diri. Semua orang pasti punya potensi dan bisa berprestasi. Ayo kamu pasti bisa.

Galau adalah sumber inspirasi tak kenal henti. Dari galau buatlah puisi seindah pelangi. Raciklah untaian nada untuk menghibur jiwa. Jalinlah sebuah cerita penyegar sukma. Andrea Hirata menulis tetralogi laskar pelangi karena galau dengan kondisi pendidikan dan kemiskinan di negeri ini. Ubahlah galaumu menjadi karya. Ayo kita berkarya selagi muda…

0 comments:

Post a Comment