Kebiasaan orang-orang qurays ,(1) melakukan perjalan pada waktu musim dingin dan musim panas. (2) maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (Allah) pemilik rumah ini (ka’bah). (3) yang telah memberi makan ketika kelaparan dan memberi rasa aman ketika ketakutan (4).” (Q.S. Al Quraisy (106) ayat 1-4)
Dahulu,
dimasa Jahiliyah, tradisi orang-orang quraisy sudah dikenal sebagai masyarakat
pedagang, mereka berdagang dari satu negeri kenegeri yang lain di jazirah
Arabia. Salah satu gangguan diperjalanan kafilah dagang tersebut adalah sering
terjadi perampokan yang dikenal dengan ”Qutha’u At Thoriq” (penyamun). Perjalanan
melintasi padang pasir yang tandus, berdebu, kering, melintasi bukit-bukit dan
gurun. Maka sering terjadi perampokan-perampokan kafilah dagang yang pada waktu
itu alat transportasinya adalah Unta. Namun setelah ajaran Islam datang dan
berkembang, perjalanan kemana saja diwilayah timur tengah itu dapat dilakukan
dengan aman. Sampai hari inipun di kota Mekkah orang dapat meninggalkan barang
dagangannya atau tokonya diwaktu sholat tanpa harus takut kehilangan. Hal
tersebut tentu tidak terlepas setelah mereka memahami ajaran Islam dengan baik
bahwa perbuatan merampok dan mencuri itu adalah sebuah dosa besar. Aqidah Islam
telah menjadi keyakinan hidup sehari-hari, sehingga terciptalah rasa aman
karena keyakinan, bukan karena ketakutan adanya polisi atau aparat keamanan
lainnya.
Akhir-akhir
ini, dinegeri kita sendiri, kita sering merasa tidak aman. Kita mulai
kehilangan rasa aman dalam kehidupan sehari-hari, baik dirumah maupun diluar
rumah. Nyawa manusia dengan mudah sekali dapat dihilangkan oleh perampokan,
perkosaan dan pembunuhan. Itu semua menjadi berita rutin diberbagai media, baik
media cetak, media elektronik maupun media lainnya, seakan-akan berita tersebut
sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan.
Pada
prinsipnya dalam kehidupan ini, manusia mempunyai tiga kebutuhan dasar yang
harus terpenuhi. Dengan itu manusia akan dapat hidup dengan tenang, jika
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi. Tiga kebutuhan dasar itu adalah :
1.
Kebutuhan akan rasa aman.
2.
Kesehatan.
3.
Terpenuhinya kebutuhan pangan.
Dalam
sebuah hadits nabi dijelaskan yang artinya : ”Apabila seseorang bangun
dipagi hari, sehat badannya dan cukup yang akan dimakan dihari itu, maka
seakan-akan dunia sudah berada ditangannya.”
Akan
tetapi, apabila salah satunya terganggu, seperti hilangnya rasa aman, berarti
sepertiga dari kebutuhan dasar manusia akan ikut terganggu. Kita memerlukan
rasa aman dirumah, aman diperjalanan, aman untuk berusaha, aman untuk
berinvestasi, dan sebagainya. Pokoknya dalam hidup ini kita memerlukan
terjaminnya rasa aman. Jika pemerintah dapat menciptakan rasa aman ini bagi
seluruh rakyat dan bangsa ini, insya Allah ekonomi akan bergerak, aktifitas
masyarakat akan berjalan tanpa gangguan, investasi akan masuk, lapangan kerja
akan terbuka, pengangguran akan berkurang. Kita pun akan dapat menjalankan
ibadah dengan baik.
Tugas
pemerintah adalah menciptakan rasa aman bagi seluruh rakyat. Keamanan tidak
akan terwujud kecuali dengan tegaknya hukum, terpenuhinya kebutuhan hidup
rakyat, tersedianya lapangan kerja, pelayanan kesehatan yang murah dan
kesempatan memperoleh pendidikan yang terjangkau.
Nabi
Ibrahim ketika telah menetap di Mekkah dan telah memiliki keturunan, antara
lain adalah Islamil as, beliau memohon kepada Allah swt agar negeri ini (Mekkah)
dijadikan negeri yg aman oleh Allah, seperti terdapat dalam surat Ibrahim ( 14)
ayat 35 yang artinya ”dan ingatlah, ketika Ibrahim berkata
:” ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekkah) negeri yang aman, dan jauhkanlah
aku dan anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”.
RASA
AMAN TERKAIT DENGAN IMAN
Rasa
aman tidak akan terwujud dalam satu negeri apabila manusia-manusia yang ada
dalam wilayah tersebut tidak terbina dengan baik, tidak mendapatkan pendidikan
yang memadai, tidak memiliki iman, tidak mendapatkan kesempatan untuk berusaha,
dan tidak terbukanya lapangan kerja buat mereka memperoleh penghasilan. Antara
keamanan dan kualitas pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat termasuk
pendidikan dibidang Agama.
Dahulu
ketika umat Islam jumlahnya masih sedikit dan mereka terbina dengan baik, maka
rasa aman tersebut dapat terwujud. Tetapi setelah jumlahnya semakin besar,
tidak terbina dengan baik, akhirnya memunculkan ketidak amanan di lingkungan,
muncul sikap individualis, anarkis dan kekerasan. Rasa aman itu juga pemberian
dari Allah SWT, karena jika kita menyadari semakin dilaksanakan hukum-hukum
Allah dengan baik, maka akan terwujudlah rasa aman.
Didalam
QS. Al-Anfal (8) ayat 26, Allah berfirman yang artinya : ”dan ingatlah (hai
para muhajirin) ketika kalian masih berjumlah sedikit, lagi tertindas dimuka
bumi (Mekkah) kamu takut orang-orang kafir quraisy akan menculik kamu, maka
Allah berikan tempat menetap (Madinah) bagimu dan dijadikan-Nya kamu kuat
dengan pertolongan itu dan diberi-Nya kamu rezeki yang baik agar kamu
bersyukur”.
Setelah
di Madinah inilah Allah berikan rasa aman kepada kaum muslimin, dimana
sebelumnya mereka mendapatkan ancaman, tekanan dan terror dari kafir Quraiys ketika
masih di Mekkah. Di Madinah inilah kemudian agama Islam dapat ditegakkan secara
utuh
Selanjutnya
dalam ayat lain Q.S. Al-’Araaf (7) ayat 96, Allah berfirman yang artinya :
“jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri ini beriman dan bertaqwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatan mereka sendiri”.
Selanjutnya,
dalam QS. An-Nur (24) ayat 55 Allah berfirman yang artinya : “Allah telah
berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu, yang mengerjakan
amal-amal saleh, sungguh Allah akan menjadikan mereka berkuasa di bumi
sebagaimana Dia (Allah) telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.
Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang di ridhoi-Nya dan benar-benar akan mengganti
rasa takut mereka dengan rasa aman dengan syarat mereka beribadah
kepada Allah dan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu apapun juga. Barang
siapa yang kafir sesudah janji itu mereka itulah orang-orang yang fasiq”.
Selanjutnya,
dalam QS. Al-An’Aam (6) ayat 82, Allah berfirman yang artinya : ”mereka-mereka
yang beriman dan tidak mencampur adukan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka
itulah yang akan mendapatkan rasa aman dan mereka itu juga adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk”.
Sebaliknya,
apabila nikmat iman itu ditukar dengan kekufuran (syirik) maka kita akan
kehilangan rasa aman dan memunculkan ketakutan. Sebagaimana firman Allah dalam
Surat An-Nahl (16) ayat 112, Allah berfirman yang artinya : ” dan Allah
telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman
dan tentram rezekinya melimpah dari segala penjuru. Tetapi (penduduknya)
kemudian mengingkari nikmat-nikmat Allah. Lalu Allah menyiksa kepada mereka dengan
kelaparan, dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat”.
Hilangnya
rasa aman, akan menyulitkan kita untuk berusaha, berpergian meninggalkan rumah
dan sebagainya. Kita menjadi tidak aman dijalan, di kendaraan, di tempat-tempat
umum, bahkan dirumah sendiri.
Padahal
keamanan dan rasa aman itu adalah kebutuhan dasar manusia dalam hidup. Keamanan
akan memudahkan kita berusaha dan berinvestasi. Jika negara tidak dalam
keadaaan aman, investor tidak berani masuk, bahkan yang didalam negeri pun bisa
lari ke luar. Sejak krisis moneter pada tahun 1997, sampai saat ini rasa aman
kita sering terganggu. Ekonomi menjadi sulit, khususnya bagi masyarakat luas.
Negeri menjadi rawan kejahatan dan kekerasan, bahkan sampai kejahatan kerah
putih berkembang dengan pesat, seperti yang kita saksikan hari ini. Kesulitan
hidup akan membuat orang menjadi gelap mata, melakukan kejahatan dan lain
sebagainya.
KEIMANAN
Keimanan
akan membuat orang takut kepada Allah dan takut melanggar hukum-hukum lainnya.
Keimanan akan membuat orang menjadi yakin, bahwa siapa saja dan apa saja yang
dilakukan dan sekecil apapun kejahatan itu akan mendapatkan balasan dari Allah.
Orang bisa bebas dari hukuman didunia, tetapi tidak akan bisa bebas dari
keadilan Allah di Akhirat, dan itu adalah prinsip keimanan.
Keimanan
akan memberikan semangat hidup, agar manusia bekerja keras dalam mencari rezeki
yang halal. Dia sadar dan yakin bahwa semua mahluk yang hidup dibumi ini ada
rezkinya ditangan Allah. Ada saat orang menghadapi kesulitan tetapi dia sabar
dan tidak akan mencari solusi memecahkan masalah dengan cara-cara yang
haram.
Keimanan
akan membuat orang menjadi terkontrol dan seimbang dalam hidupnya. Keimanan
akan membuat hidup menjadi indah. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah
(2) ayat 155 sampai 157 yang artinya : ”dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innalillahi
wa inna illaihi raaji’uun. Kita semua milik Allah dan semua kita akan
kembali kepada-Nya. Mereka itulah yang mendapat keberkahan dan rahmat dari
Allah dan mereka itulah orang yang memperoleh petunjuk.”
Keimanan
dalam konteks keamanan, harus menjadi milik bersama. Karena keamanan terkait
hubungan individu dengan yang lain, dan ini disebut sebagai hukum publik.
Dari
uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dosa dan maksiat menjadi faktor
hilangnya rasa aman, munculnya rasa takut, datangnya fitnah dan musibah serta
datangnya kegoncangan dalam kehidupan.
0 comments:
Post a Comment