Penyebab GALAU
Saat ini virus G4 L4 U alias galau
semakin merajalela dan banyak menginfeksi anak muda. Virus ini menyebar
dengan cepat dan bisa menular. Cara penularannya pun mudah hanya dengan membaca
atau mendengar curahan galau teman atau orang lain kita pun bisa jadi ikutan
galau juga. Selain itu, embrio virus ini sebenarnya sudah ada di dalam tubuh
mereka. Hanya perlu diaktifkan dengan penularan rasa galau.
Galau bisa berarti resah, gelisah atau pikiran yang kacau karena
sesuatu hal. Anak muda lebih sering terkena virus ini karena pertahanan jiwa
mereka masih lemah. Jiwa yang labil dan belum matang dalam berfikir membuat
mereka mudah galau. Ada beberapa penyebab utama galau yaitu:
1. Who Am I? anak muda masih sering
mempertanyakan jati dirinya. Mereka masih mencari identitas diri. Siapa mereka
sebenarnya dan mau jadi apa. Pertanyaan seperti itu sering menggelayuti jiwa
dan pikiran mereka. Apalagi ditambah dengan “tekanan” dari orangtua, teman atau
lingkungan yang mengatur untuk menjadi seperti ini atau seperti itu.
Anak muda ingin menjadi diri mereka
sendiri. Hanya terkadang mereka belum menemukan “diri” yang dicari itu. Proses
pencarian diri itu sering menjadi sumber kegalauan.
2. Ketika cinta datang menyapa. Suka
dengan lawan jenis adalah fitrah manusia. Anak muda sering galau ketika rasa
suka itu datang. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Perlukah aspirasi isi hati
itu disampaikan? atau cukup hanya tersimpan dalam angan.
Sebagian anak muda gagal mengelola
rasa cinta yang seharusnya indah diterima. Mereka terkadang salah dalam
membedakan cinta dengan nafsu. Cinta tidak selalu harus diwujudkan dengan
berdua-duaan apalagi bermesraan. Segala sesuatu akan terasa indah pada
waktunya.
3. Tidak percaya diri. Minder karena
tidak yakin dengan diri sendiri membuat banyak anak muda ragu. Tak berani
mengambil keputusan untuk berbuat sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Akhirnya mereka banyak yang ikut-ikutan teman dan lingkungan pergaulan. Padahal
bisa jadi itu bertentangan dengan hati nurani.
Pilihan untuk diri sendiri terkadang
lebih sering ditentukan oleh kemana teman-temannya pergi. Misalanya memilih
jurusan di sekolah atau kuliah seharusnya sesuai dengan potensi diri. Kurang
percaya diri sering membuat anak muda bingung mengambil keputusan.
Ketiga penyebab utama rasa galau itu
punya cabang-cabang yang menjuntai. Jadi banyak hal yang bisa membuat kita
galau. Hal kecil ataupun besar. Galau sebenarnya hal yang wajar terjadi.
Manusia adalah mahluk yang punya keterbatasan dan kelemahan. Kalau kita merasa
resah dan gelisah bukanlah masalah. Hanya bagaimana cara menyalurkan galau di
hati itu yang harus diperhatikan.
Rasa galau harus tersalurkan agar
permasalahan bisa terselesaikan. Minimal bisa mengurangi beban di hati dan
pikiran. Menyampaikan galau tidak boleh sembarangan karena bisa jadi bumerang.
Oke galauers, bagaimana menurut anda?
Mengatasi GALAU
Barisan kata penuh keresahan
memenuhi timeline. Rentetan status kegelisahan terpampang di media sosial. Galau.
Seribu tanya menggelayut jiwa. Hati yang gundah gulana terekspos kemana-mana.
Galau pun menjalar, menular, menyebar.
Apa yang harus dilakukan ketika
galau datang menerpa? Bagaimana cara mengatasi galau?
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan dan menghilangkan galau diantaranya yaitu:
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan dan menghilangkan galau diantaranya yaitu:
1. Galau jangan dipendam.
Ibarat air biarkanlah ia mengalir. Jika galau dipendam seperti air yang
disumbat. Tak bisa keluar, semakin lama akan semakin penuh dan menekan.
Akhirnya air itu bisa muncrat tak tertahan seperti bendungan yang jebol karena
tertekan arus air yang kuat.
Ungkapkan rasa galau itu seperti
mengalirnya air dari gunung ke sungai. Awas jangan berlebihan nanti kebanjiran.
Contohnya banyak anak muda yang update status isinya galau terus. Sering banget
bisa satu jam sekali atau mungkin bisa lebih dari itu.
2. Buatlah saluran penampungan
galau. Ada beberapa saluran yang bisa dipakai untuk menampung curahan galau
yaitu curhat dengan orang yang bisa dipercaya. Cari teman yang bukan “ember
bocor” biar curhat kita tak merembes. Curhat lebih baik dilakukan juga ke
keluarga, boleh ke kakak atau orangtua karena mereka juga pasti pernah muda.
Pernah juga galau seperti kita walaupun kondisinya mungkin berbeda. Sebagian
anak muda merasa risih atau malu kalo curhat ke keluarga. Padahal merekalah
orang terdekat dan paling mengenal diri kita.
Curhat juga bisa dilakukan ke diari.
Tulislah keluh kesahmu disana. Tumpahkan isi hatimu dalam barisan kata-kata.
Atau mungkin coretan pena berupa gambar atau sketsa. Galaumu akan mereda dan
perlahan sirna tergantikan oleh untaian kata atau sketsa penuh warna.
Lebih baik berhati-hati jika curhat
melalui media sosial karena sifatnya yang terbuka. Siapa saja bisa baca. Jangan
sampai kita menulis sesuatu yang sifatnya terlalu pribadi. Apabila galau kita
berkaitan dengan orang lain, kata-kata yang digunakan tak boleh sembarangan.
Bisa menyinggung perasaan dan bikin keributan.
3. Ceritakan galaumu pada
Penciptamu. Segala resah gelisah, keluh kesah dan gundah gulana bisa
diceritakan kepada Yang Maha Kuasa. Bebaskan diri dari galau dengan selalu
mengingat-Nya. Jika kita galau karena masih jomblo, ingatlah Allah SWT telah
menciptakan setiap mahluk berpasang-pasangan. Jodoh untuk kita sudah ada, tak
perlu takut nggak kebagian atau diambil orang. Jika saatnya tiba, jodoh tak
akan kemana.
Begitu juga dengan galau karena
masalah yang lain. Curahkan semua galau dalam setiap do’a. Mohonlah kepada-Nya
untuk memudahkan setiap langkah hidup kita. Berikanlah kita kekuatan dan
ketabahan dalam menghadapi setiap ujian.
4. Jadikan galaumu sebagai
motivasi dan inspirasi. Galau bisa jadi motivasi untuk memperbaiki diri.
Jika kita sering galau tak percaya diri karena tak pernah berprestasi. Jadikan
itu sebuah motivasi untuk mencari dan mengembangkan potensi diri. Semua orang
pasti punya potensi dan bisa berprestasi. Ayo kamu pasti bisa.
Galau adalah sumber inspirasi tak
kenal henti. Dari galau buatlah puisi seindah pelangi. Raciklah untaian nada
untuk menghibur jiwa. Jalinlah sebuah cerita penyegar sukma. Andrea Hirata
menulis tetralogi laskar pelangi karena galau dengan kondisi pendidikan dan
kemiskinan di negeri ini. Ubahlah galaumu menjadi karya. Ayo kita berkarya
selagi muda…
0 comments:
Post a Comment