“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.
Dan berpeganglah kamu semua dengan tali Allah dan jangan berpecah-belah. Dan
ingatlah nikmat Allah terhadapmu ketika kamu saling bermusuhan maka Dia satukan
hati kamu lalu kamu menjadi bersaudara dengan nikmat-Nya dan ingatlah ketika
kamu berada di bibir jurang neraka lalu Dia. selamatkan kamu daripadanya.
Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat
petunjuk.” (QS. Ali Imran : 102-103)
2. Allah Subhanahu wata’ala berfirman
:
“Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus maka
ikutilah dia dan jangan kamu ikuti jalan-jalan (lainnya) sebab jalan-jalan itu
akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Allah berwasiat kepada
kamu mudah-mudahan kamu bertaqwa.” (QS. Al An’am : 153)
3. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda
:
“Berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur
Rasyidin yang terbimbing, gigitlah dengan gerahammu dan hati-hatilah kamu
terhadap perkara yang baru karena sesungguhnya setiap bid’ah itu adalah sesat.”
(HR. Ahmad 4/126, At Tirmidzy 2676, Al Hakim 1/96, Al Baghawy 1/205 nomor
102)
4. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda
:
Sesungguhnya Allah meridlai tiga perkara untuk kamu --di
antaranya beliau bersabda-- : “ ... dan hendaknya kamu semua berpegang dengan
tali Allah.” (Hadits dikeluarkan oleh Al Baghawy 1/202 nomor
101)
5. Hudzaifah bin Al Yaman radliyallahu 'anhu berkata
:
“Hai
para Qari’ (pembaca Al Quran) bertaqwalah kepada Allah dan telusurilah jalan
orang-orang sebelum kamu sebab demi Allah seandainya kamu melampaui mereka
sungguh kamu melampaui sangat jauh dan jika kamu menyimpang ke kanan dan ke kiri
maka sungguh kamu telah tersesat sejauh- jauhnya.” (Al Lalikai 1/90 nomor 119,
Ibnu Wudldlah dalam Al Bida’ wan Nahyu ‘anha 17, As Sunnah Ibnu Nashr
30)
6. Ibnu Mas’ud radliyallahu 'anhu berkata
:
“Ikutilah dan jangan berbuat bid’ah! Sebab sungguh itu
telah cukup bagi kalian. Dan (ketahuilah) bahwa setiap bid’ah adalah sesat.”
(Ibnu Nashr 28 dan Ibnu Wudldlah 17)
7. Imam Az Zuhry berkata, ulama kita yang terdahulu
selalu mengatakan :
“Berpegang dengan As Sunnah itu adalah keselamatan. Dan
ilmu itu tercabut dengan segera maka tegaknya ilmu adalah kekokohan Islam
sedangkan dengan perginya para ulama akan hilang pula semua itu (ilmu dan
agama).” (Al Lalikai 1/94 nomor 136 dan Ad Darimy 1/58 nomor
16)
8. Ibnu Mas’ud radliyallahu 'anhu berkata
:
“Berpeganglah kamu dengan ilmu (As Sunnah) sebelum
diangkat dan berhati- hatilah kamu dari mengada-adakan yang baru (bid’ah) dan
melampaui batas dalam berbicara dan membahas suatu perkara, hendaknya kalian
tetap berpegang dengan contoh yang telah lalu.” (Ad Darimy 1/66 nomor 143, Al
Ibanah Ibnu Baththah 1/324 nomor 169, Al Lalikai 1/87 nomor 108, dan Ibnu
Wadldlah 32)
9. Dan ia juga mengatakan bahwa :
“Sederhana dalam As Sunnah lebih baik daripada
bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” (Ibnu Nashr 30, Al Lalikai 1/88 nomor 114,
dan Al Ibanah 1/320 nomor 161)
10. Sa’id bin Jubair (murid dan shahabat Ibnu Abbas)
berkata --mengenai ayat- - : “Dan beramal shalih kemudian mengikuti petunjuk.”
(QS. Thaha : 82)
Yaitu senantiasa berada di atas As Sunnah dan mengikuti
Al Jama’ah. (Al Ibanah 1/323 nomor 165 dan Al Lalikai 1/71 nomor
72)
11. Imam Al Auza’i berkata :
“Kami senantiasa mengikuti sunnah kemanapun ia beredar.”
(Al Lalikai 1/64 nomor 47)
12. Imam Ahmad bin Hambal berkata :
“Berhati-hatilah kamu jangan sampai menulis masalah
apapun dari ahli ahwa’ sedikit atau pun banyak. Dan berpeganglah dengan Ahli
Atsar dan Sunnah.” (As Siyar 11/231)
13. Umar bin Abdul Aziz dalam risalahnya untuk salah
seorang aparatnya mengatakan :
Dari Umar bin Abdul Aziz Amirul Mukminin kepada Ady bin
Arthaah :
“Segala puji hanya bagi Allah yang tidak ada sesembahan
yang haq kecuali Dia.
Kemudian daripada itu :
Saya wasiatkan kepadamu, bertaqwalah kepada Allah dan
sederhanalah dalam (menjalankan) perintah-Nya dan ikutilah sunnah Nabi-Nya
Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan tinggalkanlah apa yang diada-adakan ahli
bid’ah terhadap sunnah yang telah berlalu dan tidak mendukungnya, tetaplah kamu
berpegang dengan sunnah karena sesungguhnya ia telah diajarkan oleh orang yang
tahu bahwa perkara yang menyelisihinya adalah kesalahan atau kekeliruan,
kebodohan, dan keterlaluan (ghuluw). Maka ridlailah untuk dirimu apa yang
diridlai oleh kaum itu (shahabat) untuk diri mereka sebab mereka sesungguhnya
berhenti dengan ilmu dan menahan diri dengan bashirah yang tajam dan mereka
dalam menyingkap hakikat segala perkara lebih kuat (mampu) apabila di dalamnya
ada balasan yang baik. Jika kamu mengucapkan bahwa ada suatu perkara yang
terjadi sesudah mereka maka ketahuilah tidak ada yang mengada-adakan sesuatu
sesudah mereka melainkan orang-orang yang mengikuti sunnah yang bukan sunnah
mereka (shahabat) dan menganggap dirinya tidak membutuhkan mereka. Padahal para
shahabat itu adalah pendahulu bagi mereka. Mereka telah berbicara mengenai agama
ini dengan apa yang mencukupi dan mereka telah jelaskan segala sesuatunya dengan
penjelasan yang menyembuhkan, maka siapa yang lebih rendah dari itu berarti
kurang dan sebaliknya siapa yang melampaui mereka berarti memberatkan. Maka
sebagian manusia ada yang telah mengurangi hingga mereka kaku sedangkan para
shahabat itu berada di antara keduanya yaitu di atas jalan petunjuk yang lurus.”
(Asy Syari’ah 212)
14. Ibnu Baththah berkata :
“Sungguh demi Allah, alangkah mengagumkannya kecerdasan
kaum itu, betapa jernihnya pikiran mereka, dan alangkah tingginya semangat
mereka dalam mengikuti sunnah nabi mereka dan kecintaan mereka telah mencapai
puncaknya hingga mereka sanggup untuk mengikutinya dengan cara seperti itu. Oleh
sebab itu ikutilah tuntunan orang-orang berakal seperti mereka ini --wahai
saudara- saudaraku-- dan telusurilah jejak-jejak mereka niscaya kalian akan
berhasil menang dan jaya.” (Al Ibanah 1/245)
15. Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata
:
“Tetaplah kamu beristiqamah dan berpegang dengan atsar
serta jauhilah bid’ah.” (Al I’tisham 1/112)
16. Al Auza’i berkata :
“Berpeganglah dengan atsar Salafus Shalih meskipun
seluruh manusia menolakmu dan jauhilah pendapatnya orang-orang (selain mereka)
meskipun mereka menghiasi perkataannya terhadapmu.” (Asy syari’ah
63)
0 comments:
Post a Comment