Pages

Wednesday, 23 September 2020

Kenangan Indah Bersama PGRI Propinsi Riau

Selasa, 15 September 2020 mungkin Sebagian orang adalah hari yang biasa, hari yang tidak memiliki makna, hari yang tidak terlalu penting, namun bagi saya hari itu merupakah hari yang membuka wawasan baru, memberikan pembelajaran yang baru serta hari itu merupakan hari di mana pola pikir saya bertambah berkembang. Kenapa ?

Selasa, 15 September 2020 adalah di awal mulainya workshop Smart Learning and Character Center PGRI Provinsi Riau dalam temanya Guru Hebat Guru Menulis, dimana kegiatan ini merupakan kegiatan baru yang saya ikuti baik materi-materinya maupun proses pelatihannya atau workshopnya.

Workshop yang dilaksanakan mulai tanggal 15 September 2020 sampai dengan 21 September 2020 dilaksanakan dengan system Daring, workshop jarak jauh dimana narasumber dan peserta tidak dalam satu ruangan namun di lakukan pada tempat tinggal masing-masing. Saat ini system seperti ini di namakan Webinar.

Dari kegiatan ini sangat banyak ilmu yang saya peroleh, berbagai pengetahuan tentang tulis menulis saya dapatkan, dan saya lebih mengenal tentang PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Provinsi Riau. Saya akui, saya belum faham betul dengan organisasi PGRI karena gaungnya tidaklah se viral artis dadakan. Saya hanya tahu PGRI itu sekedar mengadakan Upacara peringatan, perlombaan dalam rangka memperingati hari lahirnya selain itu nihil tidak tahu sepak terjang organisasi ini. Mungkin ini karena keterbatasan informasi yang saya peroleh terkait PGRI.

Bersyukur, akhirnya melalui webinar ini saya mendapat informasi yang lengkap dan utuh tentang PGRI, sebuah organisasi besar yang didalamnya terisi oleh orang-orang hebat, orang-orang mulia dan orang-orang yang memiliki cita cita luar biasa yaitu GURU. Organisasi yang menaungi dan melindungi serta memperjuangkan hak guru ini inti yang saya peroleh dari tujuan PGRI itu sendiri.

Sejak itu berubah persepsi saya terhadap organisasi PGRI ini, dari yang selalu minta iuran wajib saja dan tidak ada tindak lanjut terkait nasib guru-guru terutama seperti kami yang masih guru honor namun dengan mengikuti webinar ini mulai terbuka bahwa mereka (pengurus PGRI) akan tetap memperjuangkan nasib kami.

Workshop yang di fasilitasi oleh PGRI ini juga merupakan bukti nyata kerja PGRI dalam meningkatkan kualitas keilmuan para guru, meningkatkan mutu guru dan membekali guru agar mampu memposisikan dirinya terhadap perkembangan zaman yang semuanya sudah mengalami perubahan atau boleh ambil istilah dari pak Jokowi Presiden Republik Indonesia adalah  transformasi digital. Perubahan system manual menjadi system digitalisasi.

Luar biasa ilmu yang tersebar dalam webinar ini, semua narasumber ahli di bidangnya, motivasi-motivasi narasumber sangat melekat dalam pikiran saya, menjadi saya lebih semangat dan semakin percaya diri dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai seorang guru.

Menulis sebenarnya bukanlah suatu hobi yang saya tekuni, namun dengan motivasi narasumber bahwa menulis salah satu bentuk pengabdian seorang guru sekaligus menjadi prasasti yang akan di ingat sepanjang masa oleh semua orang. Walau tertatih saya mencoba untuk menulis, menuangkan hasil pemikiran kedalam sebuah kalimat. Tak di pungkiri walau kaidah dan tata Bahasa masih banyak yang di langgar dengan semangat yang kuat saya kan tetap menulis.

Terima kasih narasumber yang telah mentransfer ilmu dan semangatnya kepada kami, terima kasih guru hebat yang tergabung dalam webinar ini, sungguh merupakan anugerah yang tidak terkira dapat berkenalan dengan orang-orang hebat dari penjuru daerah seprovinsi riau ini. Salam kenal, salam sukses, dan salam guru.

Kenangan ini akan menjadi support bagi saya untuk selalu berkarya dalam memajukan dunia Pendidikan, mencetak generasi bangsa yang memiliki kecerdasan ilmu pengetahuan serta kecerdasan spiritual dan siap mengantarkan mereka menuju kehidupan mereka yang sebenarnya tentunya dengan bekal intelektual dan spiritual tadi.

Waktu yang singkat yang saya rasakan mengikuti kegiatan ini, masih banyak yang harus di ketahui, masih banyak yang harus di kaji, semoga saja hal semacam ini akan tetap dilakasanakan oleh PGRI, baik PGRI tingkat propinsi, PGRI tingkat Kabupaten maupun PGRI tingkat kecamatan, karena kegiatan ini sangat positif dan mampu mengecas motivasi guru yang sekarang ini sedang lesu karena terbebani kegiatan pembelajaran daring maupun luring yang sangat “membosankan” dan sama sekali tidak efektif.

Jayalah PGRI, Jayalah Guru Indonesia, Jayalah guru Propinsi RIAU ….


Profil Penulis

Imas Masitoh,S.Pd. Guru SD Negeri 004 Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kab. Kampar. Email : kirankhalifasakhi@gmail.com. Berkarya dan terus berusaha menjadi guru Profesional.


WEBINAR PERTAMAKU

             Diawal bulan September berawal dari seorang guru yang sama mengajar di sekolah sedang terkena musibah, barang berharganya hilang di curi, laptop, handphone dan dan tas yang biasa di bawanya saat bepergian. Dan yang paling berharga adalah isi dalam tas yang memang berisi surat-surat berharga, termasuklah kartu identitas PGRI.

            Mengingat kartu PGRI merupakan kartu identitas sebagai guru, maka guru tersebut langsung mengurus untuk pembuatan kartu PGRI terbaru. Bersamaan dengan itu, maka saya lihat kartu identitas PGRI saya dan ternyata tanggal berlakunya sudah habis. Tanpa menunggu komando dari ketua PGRI kecamatan saya pun ikut mengurus pembuatan kartu PGRI yang baru dan 5 guru lainnya ikut serta karena masa berlakunya juga sudah habis.

            Melalui kawan seorang guru juga, kami menyerahkan sepenuhnya kepengurusan pembuatan kartu PGRI terbaru, karena beliau tahu kemana akan mengurus kartu PGRI tersebut. Informasinya beliau langsung ke Gedung Guru yang ada di kotamadya dan biasanya langsung jadi.

            Namun beberapa minggu berlalu, kartu tidak juga kunjung jadi. Hingga pada akhirnya beliau menginformasikan bahwa pencetakan kartu belum bisa dilakukan mengingat ada beberapa hal yang harus ditunggu, ada dua kemungkinan kartu belum bisa di cetak, pertama karena kepengurusan PGRI tingkat kabupaten kami (Kampar) saat itu belum di bentuk Kembali setelah ketua yang lama tidak lagi menjabat. Kartu PGRI belum bisa di cetak, karena harus menunggu yang menandatangani ketua PGRI tingkat Kabupaten. Alasan kedua yang disampaikan kawan yang mengurus pencetakan kartu PGRI tersebut adalah akan digatinya kartu PGRI yang selama ini ada dengan kartu PGRI yang multi guna, ceritanya bisa untuk belanja, Tarik tunai dan bayar parkir di bandara. Kartunya akan di ganti dengan kartu digital.

            Beliau juga menyampaikan kepada kami informasi terakhir, bahwa untuk mendapatkan kartu PGRI yang istimewa itu harus mengikuti workshop atau Webinar, karena kartu digital PGRI perdana ini hanya di khususkan untuk 500 guru dan itu di perioritaskan untuk yang mengikuti webinar.

            Sebagai guru yang merem teknologi, kami sudah ketakutan sendiri, sudah terbayang kesusahan yang akan kami hadapi dalam mengikuti webinar ini yang menurut informasi dari beliau seminarnya online dan menggunakan aplikasi. Kami sudah khawatir sendiri mendengar uraian beliau. Namun beliau menenangkan kami dan memotivasi serta mendukung kami untuk tetap ikut dan beliau siap mendampingi kami dalam mengikuti webinar ini. Beliau memang faham dunia IT jauh dibandingkan kami yang sampai sekarang belum melek IT secara luas.

            Dan benar saja, dari awal pendaftaran sampai pelaksanaan kami kesulitan mengaplikasikan handphone untuk pelaksanaan webinar PGRI, Alhamdulillah beliau siap sedia untuk membantu kami dan kami akhirnya dapat mengikuti webinar yang di taja PGRI propinsi Riau ini.

            Ini adalah webinar pertama bagi saya dan kawan-kawan yang mengajar di sekolah. Bagi kami terutama saya ini merupakan pengalaman pertama yang membuat jantung berdebar, hati deg-deg an karena menggunakan teknologi baru dan asing saat itu bagi saya.

Materi demi materi saya ikuti dalam workshop/webinar ini, Masya Allah ternyata webinar ini penuh dengan ilmu, penuh dengan wawasan, penuh dengan pengetahuan. Banyak hal baru yang saya dapatkan dari webinar ini, yang kesemuanya menambah pengetahuan saya dan memotivasi pribadi saya untuk menjadi seorang guru.

Yang terkesan bagi saya, bukan berarti mengesampingkan materi-materi lain (ini karena saya baru bisa focus dan tidak terganggu kegiatan lain) adalah materi penulisan artikel populer. Sekilas dalam benak saya ternyata simple menulis itu, ternyata tidak sulit menulis itu waktu itu. Karena berdasarkan uraian yang di paparkan oleh naras umber begitu gamplang dan mudah saya cerna sehingga saya memiliki pemikiran ternyata mudah menulis itu.

Dalam materi Teknik menulis artikel popular berdasarkan Analisa dan rangkuman yang saya dapat tidak di hukumi dengan kaidah-kaidah penulisan seperti penulisan karya ilmiah lainnya, dengan demikian tidak membebani seseorang untuk menulis karena keterbatasannya dalam menguasai kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar sesuai ketentuan penulisan karya ilmiah.

Selama mengikuti materi ini, dalam pikiran saya langsung tersusun beberapa topik yang kemungkinan besar dapat saya tuangkan dalam penulisan artikel popular dan saya merasa semangat dan termotivasi dengan segera ingin menulis.

Benar kata narasumber-narasumber webinar PGRI yang saya ikuti ini, keinginan, motivasi tidak cukup jika tidak ada keterpaksaan pada diri untuk menulis, akhirnya zonk, tidak satupun tulisan yang mampu saya tulis walau ide dan gagasan sudah menumpuk dalam otak saya. Kesibukan sehari-hari, lingkungan yang kurang mendukung (untuk menulis) menyebabkan pikiran buntu tidak mampu harus menulis di mulai dari mana.

Namun demikian saya merasa bersyukur telah mengikuti webinar ini, walau sekarang belum mampu menulis dengan komitmen akan tetapi telah memiliki dasar pengetahuan tentang tulis menulis, semoga saja suatu hari dengan dukungan para penulis motivasi saya terbangun lagi.

            Terima kasih PGRI propinsi yang telah menaja webinar ini, sungguh ini moment yang sangat berharga bagi saya, saya dapat ilmu dari nara sumber-narasumber yang sangat ahli dibidangnya dan saya mendapatkan 400 lebih sahabat sejawat baru yang tersebar di seluruh propinsi Riau.

            Semoga webinar-webinar lainnya akan tetap di laksanakan oleh PGRI agar semakin meningkat kualitas dan kuantitas guru-guru di propinsi Riau pada khususnya umumnya untuk guru Indonesia.

 

Profil Penulis

Robina, S.Pd.I, Mengajar di SD Negeri 004 Hangtuah, mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Lahir di Mentulik, 21 Pebruari 1975. E-Mail : robina575@gmail.com.

“ Hobby, Cita-Cita Bukanlah suatu Tujuan Akhir”

 Judul “ Hobby, Cita-Cita Bukanlah suatu Tujuan Akhir”

Oleh : Faujiah Nur Br Sinaga, S.Pd

Tenaga Kependidikan SMPN 1 Perhentian Raja

Menurut Pranoto (2004;9) menulis berarti menuangkan pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekpresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Menurut pendapat saya yang mana menulis merupakan suatu ungkapan perasaan dari keadaan nyata disekitar saya yang dituangkan melalui cara menulis.

Begitu juga dengan hobby saya disaat memasuki usia remaja, keinginan yang begitu tinggi untuk menjadi penulis suatu novel hingga saya bersemangat dengan menuliskan cerita-cerita yang saya alami bahkan fenomena-fenomena disekitar saya. Pada masa itu saya menulis segala yang terjadi pada saat saya duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama, saya menceritakan segala hal yang terjadi dari mulanya saya Lulus dengan Murni di SMP tersebut, Pertama masuk sekolah di kota, berkenalan dan memilah teman baru, dan masih banyak lagi.

Sehingga timbullah keinginan nantiknya melanjuti Sekolah Menengah Atas dengan memilih Jurusan Sastra sehingga dapat melanjuti Keperguruan Tinggi nantinya dengan jurusan yang setara. Tetapi, Pemikiran saya tentang menulis seketika terhenti setelah saya menerima Hasil dari Pembelajaran saya, yaitu “Menjadi Guru Pendidikan Agama Islam” dimana saya melihat fenomena yang begitu luarbiasa mengejutkan.

Melihat sifat-sifat kawan sebaya yang dijuluki “Anak Kota” dimana yang jauh dengan nilai-nilai Agamis. Entah karena saya dari kampung yang mana sifat kekeluargaan,saling menghargai dan nilai agama yang masih kental sehingga membuat saya terkejut seketika saya keluar dari kampung saya.

Meskipun saya mulai mengubah hobby saya dengan bertujuan menjadi seorang Guru sesekali saya masih meluangkan apa yang terjadi dengan fenomena sekitar saya. Hingga pada akhirnya setelah hampir menyelesaikan pendidikan dibangku Sekolah Menengah dan akan memasuki Perguruan Tinggi saya tidak sungkan lagi memilih jurusan Pendidikan keguruan saya dapat memilih 3 jurusan pada saat pendaftaran Keperguruan Tinggi saya memutuskan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam, Bahasa Inggris dan Pendidikan Ekonomi.

Tapi disayangkan pilihan pertama dan kedua saya tidak Lulus dan saya Lulus di jurusan Pendidikan Ekonomi, tapi saya tidak berkecil hati karena dimana tempat saya belajar tersebut masih berbasic Islamiah. Saya tetap mempelajari Ilmu-ilmu di bidang keagamaan.

Masa perkuliahan pun mengubah Cita-cita saya yang telah sekian tahun saya pertahan sekerika Goyah pada masa Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dimana saya mengajar disalah satu Sekolah Terfavorit di Ibukota saya tinggal, saya mengalami penurunan semangat yang luarbiasa ketika itu sehingga mengubah keinginan saya. Saya mengubah cita-cita saya untuk tidak menjadi guru lagi.

Lalu bagaimana Bisa menjadi Tenaga Kependidikan yang mana masih bernuansa pada Peserta Didik ?

Keterpaksaanlah yang menyeret saya untuk melanjutkan pengalaman hidup saya, dimana saya dapat pilihan untuk mengajar atau duduk di kantor (Tata Usaha). Dengan motivasi kedua orangtua yang membebaskan pilihan ditangan saya. Tidak terasa setahun sudah saya menikmati bekerja dibidang kantor yang berbasic sekolah atau berlatarkan peserta didik.

Pada masa pandemi covid-19 ini sangatlah berat sekali dilalui terutama pada guru-guru senior yang lemah memahami teknologi yang memaksa mereka untuk mempelajari teknologi tersebut. Kita tidak dapat berjumpa dengan sesama guru bahkan peserta didik lagi. Semua pembelajaran berubah menjadi pembelajaran jarak jauh atau yang sering disebut “Daring”.

Sebagai Tenaga Kependidikan yang masih terbilang biasa saja memahami teknologi juga harus mampu membantu guru-guru dalam memahami aplikasi-aplikasi yang membantu pembelajaran online tersebut.

Semua kegiatan yang berada disekolah disulap menjadi pembelajaran dirumah selama masa pandemi covid-19 ini semua dituntut melalui belajar online, ujian online, PPDB online dsb. Semua itu memiliki kelemahan dan kelebihan, banyak keluhan para orangtua mengenai pembelajaran online ini dimana orangtua dituntut memfasilitasi anak-anaknya memiliki gadget serta mengisi pulsa paket internet anak.  Disisi lain pembelajaran online ini tidak menuntut peserta didik untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

            Keadaan pandemi covid-19 ini juga membuat jarak sesama guru ketika berada di Sekolah, dimana ada yang merasa pandemi covid-19 ini sebagai suatu momok dan ada juga yang merasa biasa saja. Seakan-akan yang merasakan suatu momok mengalami ketakutan akan segala hal. Dan yang merasa biasa saja merasa kejanggalan-kejanggalan terjadi.

 

 =========================================================================

 

Biografi Penulis

Faujiah Nur Br Sinaga, S.Pd, Lulusan S1 Pendidikan Ekonomi UIN SUSKA Riau, Salah satu Tenaga Kependidikan di SMPN 1 Perhentian Raja sejak akhir 2019 lalu. Mulai menulis sejak duduk dibangku SMP melalui coret-coret dibuku sampai memiliki NOTEBOOK masih menulis. tulisan-tulisan pengalaman pribadi yang tidak percaya diri untuk dipublikasikan. Dengan adanya motivasi salah satu Guru di SMPN 1 Perhentian Raja yang memotivasi kembali untuk menulis kembali meskipun semangat menulis belum begitu tinggi.

Wednesday, 2 September 2020

MENGHADAPI PANDEMI MASA KINI (COVID-19) DENGAN MUHASABAH DIRI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Apa kabar rekan blogger ...?
Semoga senantiasa sehat wala'fiat jauh dari kesusahan dan selalu di berkahi dengan kesuksesan.

MENGHADAPI PANDEMI MASA KINI (Covid -19) DENGAN MUHASABAH DIRI


Coronavirus Disease 19 menjadi perbincangan yang hangat sejak awal kemunculannya, kiprahnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi popular dan tidak butuh modal untuk jadi viral. Kehadirannya dan perkembangannya sangat pesat, bukan hanya di negara asal lahirnya tapi langsung merambah kesebagian besar belahan dunia. Hampir seluruh negara terkontaminasi dengan virus ini.


Virus yang menyerang pernafasan manusia ini di Daulat pada tahun 2020 ini menjadi penyakit yang sangat berbahaya dan menyumbang kematian terbesar di seluruh dunia. Virus yang kata ahlinya sebenarnya tingkat untuk kematian hanya 3% akan menjadi penyakit yang mampu mencabut nyawa jika di derita oleh orang yang berusia lanjut atau memiliki Riwayat penyakit menahun lainnya.


Dengan kehadiran virus covid 19 ini,  semua menjadi lemah. Kehidupan manusia selalu di intai dengan berbagai terror yang di hadirkan dari virus covid 19 ini. Kantor di tutup, perusahaan mengurangi pegawainya, wisata di hentikan, hingga dunia Pendidikan juga di non aktifkan. Semua berjalan terseok-seok.


Semua kebijakan yang di lakukan memang mengatasnamakan kelangsungan hidup manusia dari serangan virus corona disease 19 ini. Sungguh dasyat virus ini hingga mampu merubah kehidupan yang wajar menjadi hambar, menjadikan perilaku social yang sopan menjadi perilaku manusia yang saling tidak mempedulikan.


Banyak yang stress dalam menghadapi kenyataan kehidupan ini. Rasa ketakutan yang berlebihan membuat beberapa orang jadi phobia terhadap sesuatu yang di anggap menjadi cirihas virus covid 19 ini menyerang. Ya … banyak kejadian yang menyebabkan orang meninggal karena tidak ditolong walau sebenarnya bukan terdampak virus corona disease 19 ini, tapi karena penyakit lainnya. Phobia yang berlebihan menyebabkan tatanan adat istiadat berangsur ditinggalkan manusia. Bersalaman sebagai ciri khas adat budaya timur menjadi hilang, orang bertemua tidak lagi mengulurkan tangan untuk bersalaman, anak pulang atau bepergian tidak lagi bersalaman dengan orang tua, semua menjaga jarak seolah tidak saling mengenal. Semua saling curiga mencurigai, semua anti pati terhadap perilaku yang sudah bertahun-tahun bahkan sejak nenek moyang telah menjadi kebiasaan.


Namun, 2 bulan terakhir ini, manusia sebagian sudah tidak mempedulikan lagi virus ini, mereka harus bertahan hidup dengan terus bekerja mengais rizki. Mereka pasrahkan semua kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang ada dalam benak mereka terus mencari rupiah untuk mengisi perut keluarganya.


Bagaimana sebenarnya kita menyikapi “musibah” ini ?


Mari kita telaah dan kita kaji semua ini dari diri kita sendiri dahulu, dari perilaku kita hingga apa ikhtibar dibalik bencana ini.

1.  1. Muhasabah diri dengan Agama terkait vabah Virus Corona Disease 19

Sebagai makhluk ber Tuhan, kita di wajibkan menyerahkan hidup dan matik kita hanya kepada-Nya. Semua sudah menjadi takdir dan ketentuannya.


Manusia diberi hak untuk berusaha, berupaya untuk mencapai apa yang menjadi keinginannya. Untuk kepastiannya tetap menjadi hak prerogratif Allah Subhanahuwataala.


Bagaimana seorang muslim menyingkapi fenomena penyakit virus corona ini?


Allah Subhanahu wata’ala telah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh Ayat 155.


وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.


Jelas sudah, apa yang terjadi saat ini tidak lebih dari sebuah ujian dari Allah Subhanahuwata’ala yang harus kita singkapi dengan penuh keimanan dan ketaqwaan.

 

Dalam Surat Al-Bagoroh Ayat 155 tersebut, ujian yang akan kita terima meliputi sedikit ketakutan, disini yang sering kita lupa, kita menganggap yang senantiasa menimpa kita adalah ujian yang terberat sehingga timbul rasa takut yang berlebihan. Allah menjanjikan rasa takut yang diberikan kepada kita hanyalah sedikit saja, bukan rasa takut yang besar. Kemudian, kenapa terjadi disebagian manusia memiliki rasa takut yang besar ?

 

Iman, adalah semua jawaban dari segala pertanyaan yang timbul dari rasa khawatir berlebihan. Dengan memperbaiki rasa keimanan maka kita akan merasa selalu dalam perlindungan Allah Subhanahuwata’ala dan menjalani ujian rasa takut ini penuh dengan pendekatan diri kepada-Nya.

 

Kita di uji dengan sedikit rasa takut dengan munculnya wabah virus Corona Disease 19 yang menjadi momok di seluruh dunia karena telah membunuh jutaan manusia di seluruh dunia. Dengan menyadari adanya rasa takut yang telah Allah Allah Subhanahuwata’ala hadirkan ke diri kita merupakan teguran sudah seberapa dekat kita dengan-Nya. Dan Allah Subhanahuwata’ala menghadirkan virus covid 19 sebagai wasilah menguji keimanan kita dengan sedikit rasa takut tersebut.

 

Ternyata dengan turunnya virus corona disease ini, bukan hanya rasa takut saja yang kita rasakan, tapi kelaparan, kekurangan harta bahkan jiwa. Hal ini terjadi banyak perusahaan yang memutuskan hubungan kerja dengan karyawan sehingga muncul pengangguran yang mengakibatkan mengikisnya harta yang di miliki dan pada tahap akhirnya kelaparan yang mereka rasakan.

 

Banyak sudah manusia tidak memiliki pekerjaan dan harta, hidupnya bergantung pada uluran tangan pemerintah yang memberikan bantuan dana segar maupun kebutuhan pangan.

Banyak dokter dan petugas kesehatan yang gugur dalam pengabdiannya melawan virus corona disease 19, banyak anak kehilangan orang tuanya, orang tua kehilangan anaknya akibat terinfeksi virus ini dan meninggal.

 

Lagi-lagi kita harus memahami ini semua dengan rasa keimanan dan ketaqwaan agar tidak memiliki prasangka buruk terhadap Allah Subhanahuwataa’a, kita yakini ini adalah ujian yang akan mengantarkan kita ke derajat yang lebih tinggi jika kita mampu menghadapi ujian ini dengan penuh keikhlasan.

 

Penting kita menghadapi segala yang terjadi pada diri kita dengan Agama agar kita tidak di hinggapi rasa takut yang berlebihan, khawatir akan jaminan rizki dari Allah dan menjadikan hidup penuh syukur yang akan menjadikan hidup kita penuh dengan keberkahan Allah Subhanahuwata’ala. Dengan Agama dalam menyingkapi virus corona Disease 19 ini akan menjadikan kita memiliki kepasrahan diri kepada-Nya bahwa mati adalah haq yang terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Semua sudah menjadi garis ketentuanNya.

 

Dalam Surat Al-Bagoroh Ayat 155 tersebut Allah Subhanahuwataa’la memberikan kabar gembira kepada hamba-Nya yang mampu menghadapi ujian-Nya dengan penuh ikhlas dan kesabaran. Ya, Allah Subhanahuwataala memberikan kabar gembira bagi hambanya yang sabar dalam menghadapi ujian sedikit rasa takut, kelaparan dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.

 

Semoga kita masuk dalam golongan yang akan menerima kabar gembira tersebut. Aamiin Ya Robbal a’alaamiin.  

 

Bersambung Part 2

Friday, 28 August 2020

Tutorial 1 # Bingkai Antik dan Menarik Ala PowerPoint

0 comments

Video Tutorial membuat efek yang menarik pada foto / gambar dengan microsoft PowerPoint. 
Dengan tampilan yang antik dan menarik pada gambar/foto di slide kita, maka akan menambah tampilan Slide presentasi kita semakin menarik dan memikat.

Jika dirasa ini bermanfaat, mohon bantuan SUBSCRIBE, Comment, Like n Share
Terima Kasih

Tuesday, 25 August 2020

"Coretan" 10 Besar Tingkat Nasional

 Coret moret (menulis) buku merupakan hobi yang sudah saya tekuni dari masa SMA, walau hanya sekedar menuangkan tinta sehingga tercipta sebuah puisi atau sekedar mengisi diary kecil berwarna biru.


Hobi tersebut berlanjut saat menjadi seorang pendidik di SMPN 1 Perhentian Raja, hal ini terjadi karena saya termasuk pengurus ekstrakurikuler untuk kegiatan mading dan buletin sekolah. Ya, disini masih berkisar puisi dan coretan kecil yang tidak sama sekali belum memiliki makna.


Karena pendanaan yang minim akhirnya mading dan buletin sekolah vacum sehingga kegiatan tulis menulis kembali berhenti.


Kembali pada era kurikulum 2013 mulai di berlakukan, saya pun memulai menulis lagi, kali ini bukan menulis puisi atau kalimat-kalimat "lebay" tetapi menulis mendeskripsikan sebuah aplikasi pembelajaran, baik itu berupa Aplikasi Penerimaan Siswa Baru, Raport Kurikulum 13, SKHU Sementara SD, SMP, SMA dan SMK dan lain sebagainya. Semua tulisan yang saya buat jauh dari kata tata cara menulis yang baik, karena apa yang terlintas di pikiran saya ya itu yang saya tuangkan. Tanpa kaidah penulisan yang di anjurkan.


Kemudian penyakit lama kambuh lagi, blog tidak lagi di urus, tidak ada lagi minat menulis, disamping tidak hasrat menulis hal ini dikerenakan juga padatnya kegiatan di sekolah yang harus di ikuti dan diselesaikan.


Hingga pada suatu waktu, termotivasi oleh guru yang mampu menerbitkan buku dan di post di media Sosial (Facebook) sekelias tergugah jiwa menulis lagi, memiliki hasrat untuk bisa seperti mereka. Akhirnya saya cari informasi seminar-seminar, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tata cara menulis yang baik dan benar sehingga mampu menerbitkan buku.


Banyak wadah yang menyelenggarakan kegiatan yang saya harapkan ini, seperti Sagu Sabu (satu guru satu buku), hingga saya bergabung dengan belajar menulis gelombang 12 yang di pimpin oleh Om Jay. Lagi-lagi kerana padatnya kegiatan tidak mampu mengikuti seminar maupun diskusi tentang penulisan ini.


Oya, dengan Om Jay ini saya sudah kenal sebelum masuk group belajar menulis gelombang 12, tapi mengenal Om Jay saat membentuk group Ikatan Guru TIK yang memperjuangkan mata pelajaran TIK agar kembali ke kurikulum lagi.


Kembali ke tulis menulis, ada yang menarik dari pengalaman mengikuti lomba menulis blog yang di adakan Guru Blogger Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Guru TIK PGRI.


Awalnya saya tertarik dengan lomba tersebut, bukan terkait hadiahnya tetapi sertifikat yang akan di bagikan kepada seluruh peserta lomba. Saya berfikir jika memiliki sertifikat menulis blog ini maka semangat saya untuk selalu menulis akan terpacu, ada pengingat untuk selalu menulis. Ya, itu motivasi saya mengikuti lomba menulis blog tingkat nasional ini. Saya tidak berani berharap lebih dari keinginan awal tersebut, karena saya mengukur kemampuan saya yang "tidak mengetahui" sama sekali terkait tulis menulis ini.


Karena terbawa semangat yang luar biasa, selepas sholat Isya, saya buka blog dan memulai menulis ....


Tara .... tidak butuh waktu yang lama selesai tulisan tersebut ....
cek ricek eee terlewat ketentuan penulisan 500-700 kata. Terpaksa sunting sana sunting sini lagi. Dan kelar, tulisan pertama setelah lama vakum dengan judul "Merdeka" Belajar ala Covid 19,


Setelah tulisan sudah di publikasikan, saya buka kembali WA group tentang lomba menulis blog ....
Wow, alangkah terkejutnya saya ... ada yang terlewat terbaca ternyata lomba tersebut memiliki tema "Membangun Indonesia melalui dunia Pendidikan dengan pembelajaran dalam jaringan yang efektif dan menyenangkan".


Tulisan yang telah saya buat saya pikir jauh dari tema karena tidak menyisipkan proses Pembelajaran Jarak Jauhnya. Y sudahlah ....sedikit lemas saya akhir petualangan menulis saya. 


Dengan semangat yang tersisa, selepas sholat Subuh saya coba menulis kembali dengan berupaya masuk ke dalam tema yang di inginkan.
Alhamdulillah, kurang dari 2 jam (lama ya .... wkwkwkwk) selesai tulisan kedua sebagai kandidat ikut lomba menulis blog tingkat nasional dengan judul Ber "Inovatif" saat "Covid"


Langsung saya daftarkan link tulisan tersebut ke e-Mail Om Jay, lama saya tunggu responnya. sambil menunggu respon e-mail tersebut saya mencoba membuka tulisan rekan-rekan penulis di blognya, Luar Biasa tulisan-tulisan mereka tersusun rapi, kata-demi kata terangkai sedemikian rupa hingga enak membacanya, pesan yang di sampaikan dalam tulisan masuk kedalam pikiran. Wow, sangat menginspirasi.


Anehnya, setiap blog peserta lainnya selalu di komentari Om Jay dengan kata-kata peserta lomba nomor "sekian". Kemudian Om Jay mempost link-link blog peserta lainnya. Lah, blog saya kog belum masuk. Email tidak ada respon, kolom komentar juga belum berisi.


Ngadu ke Om Jay dan akhirnya mendapat respon, baik di group WA maupun di Blog "http://basoeky01.blogspot.com/2020/08/ber-inovatif-saat-covid.html?m=1 peserta lomba blog nomor 135".


Alhamdulillah dapat nomor juga, khawatirnya jika tidak dapat nomor tidak bisa dapat sertifikat, hehehehe ...
lagi-lagi sertifikat yang paling saya harapkan.😅😅😅


Dengan referensi tulisan rekan-rekan blogger peserta lomba, makin tidak percaya diri untuk bersaing dengan mereka, namun tujuan awal bukan juara yang saya bidik, akhirnya saya enjoy dalam berkompetisi ini.


Tepatnya hari senin, tanggal 24 Agustus 2020, pengumuman pemenang Lomba Menulis Blog tingkat Nasional, dan terpilihlah 3 blog dengan pilihan juri terbanyak. Saya sudah yakin, blog saya tidak akan masuk diantara 3 tersebut.


Sepulang dari BKPSDM Kabupaten, mampirlah sholat Zuhur sambil istirahat, iseng-iseng buka WA group Belajar Menulis Gel 12, ada pengumuman terbaru Peringkat 10 besar lomba blog tingkat nasional dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, saya scroll kebawah ... kog nama ibu-ibu semua .... dan pada nomor urutan ke 10 .....
Wow, nama saya tertulis di sana beserta link tulisan blog saya. Alhamdulillah ....


Tidak terduga sama sekali tulisan yang saya anggap "kurang" memiliki makna, tidak sesuai kaidah penulisan (karena saya belum faham kaidah penulisan yang baik dan benar) mendapat penghargaan yang "Istimewa" dari TIM dewan Juri. terima kasih Om Jay beserta panitian dan dewan Juri, "Hadiah" ini manjadikan saya lebih semangat dan akan terus menulis (ATM), tentunya berharap selalu Om Jay dan semua Mentor sudi membimbing saya yang masih awam dalam menulis ini.


Terima kasih juga kepada seluruh peserta lomba (Kurang lebih 149 Peserta Lomba) Semangat Bapak Ibu dalam menulis menjadi inspirasi tersendiri buat saya.
Yuk, Tetap Menulis ....
Terima Kasih....

Saturday, 15 August 2020

Ber "Inovatif" saat "Covid"

Assalamualaikum Sobat Blogger yang luar biasa ...
Semoga senantiasa dalam lindungan-Nya, sukses dalam karirnya dan lancar berkah rizkinya.

Sejak akhir tahun 2019 Pandemi CoronaVirus 
disease 19 telah menyerang hampir seluruh dunia, semua aspek kehidupan terganggu bahkan ada yang lumpuh total. 
Termasuk negara kita, terkena imbas dari pandemi virus ini, sehingga pada pertengahan Maret 2020 Pemerintah mengeluarkan maklumat bahwa semua aspek yang menyangkut fasilitas umum di tutup, tidak luput juga dunia pendidikan.

Sekolah-sekolah harus tutup tidak ada pembelajaran tatap muka, semua harus di lakukan dengan pembelajaran jarak jauh baik berupa daring maupun luring. Kita sebagai guru di tuntut untuk mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini. Mau tidak mau, rela tidak rela kita harus bisa memberikan pembelajaran yang setidaknya mampu menyampaikan materi kepada peserta didik dengan berbagai kekurangan dan kelebihan fasilitas dan kemampuan yang kita miliki.

Disinilah peran sebagai guru professional di uji kemampuannya dalam menyingkapi persoalan pembelajaran jarak jauh. Guru harus mampu memberikan pembelajaran yang nyaman, menarik dan mudah serta dapat di ikuti seluruh peserta didik walau pembelajaran di lakukan dengan jarak jauh. Namun saying, tidak semua guru mampu berkreasi dalam pembelajaran jarak jauh ini.

Bagi kami sekolah yang terletak di daerah memiliki problem tersendiri dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh ini, baik dari segi sumber daya manusianya baik guru maupun siswa, tingkat ekonomi siswa sampai pada belum terjangkaunya signal provider penyedia layanan internet.

Pengalaman saya, yang kami lakukan adalah mencari beberapa referensi metoda pembelajaran jarak jauh yang memungkinkan bisa di lakukan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah kami.

Sebagai guru yang sedikit memahami tentang IT, saya di tuntut mampu memberikan solusi terkait kondisi sekolah kami ini. Ada beberapa Langkah yang saya lakukan dalam mengedukasi rekan guru lainnya terkait proses pembelajaran jarak jauh ini.

Pada awalnya saya hanya memberikan pengetahuan tentang aplikasi Zoom dan Google meet serta google formulir sebagai sarana untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh ini. Google meet dan Zoom sebagai sarana untuk berinteraksi dengan peserta didik sekaligus menyampaikan materi pembelajaran, sedangkan google formulir sarana untuk merekap absensi siswa.

Seiring berjalannya waktu, terjadi permasalahan baik gurunya maupun pada peserta didiknya, dimana saat pelaksaanaan kegiatan proses pembelajaran menggunakan media google meet atau zoom signal putus, signal tidak kuat sehingga pembelajaran terputus begitu saja. Selain terhambat signal, kehadiran siswa tidak sesuai dengan yang di harapkan, sering terjadi ketidak singkronan antara kehadiran saat video call dengan absensi yang terekap pada google formulir. Banyak keluhan yang saya hadapi terkait masalah ini.

Akhirnya saya menawarkan pembelajaran yang simple, mudah di rancang oleh guru, mudah di akses oleh siswa dan yang terpenting siswa yang kesulitan signal bisa mengerjakan saat mereka menemukan titik signal.

Ya, saya tawarkan pembelajaran jarak jauhnya hanya menggunakan google formulir saja, namun di dalam google formulir sudah mencakup Absensi siswa, penyampaian materi oleh guru dan tagihan. Metodenya, beberapa guru saya bekali penguasaan aplikasi office PowerPoint sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Kemudian saya kenalkan mereka dengan aplikasi perekam layar PC sebagai media untuk merekam slide materi yang di susun pada PowerPoint dan suara guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.

Prinsipnya, Google Formulir saya bagi menjadi tiga bagian, bagian pertama berisi bidodata siswa yang akan kita jadikan acuan absensi mereka, bagian kedua di sisipkan video perekaman PowerPoint yang sudah di jelaskan oleh gurunya, dan bagian ketiga tagihan dari proses pembelajaran saat itu. Alhamdulillah, Sebagian besar guru menyambut baik dan antusias metode pembelajaran jarak jau ini dan tingkat kehadiran siswa meningkat signifikan.

Keberhasilan metode ini mencapai rata-rata 80% dari Analisa yang saya lakukan dari pertemuan – pertemuan yang telah di laksanakan. Walau tingkat keberhasilannya (secara respon) yang kami peroleh tinggi namun ada juga guru yang memilih jalan luring dengan berbagai alasan tentunya. Yang perlu kita cermati bersama adalah, di era pandemi seperti saat ini metode apapun yang kita lakukan (di daerah) untuk mencapai tingkat keberhasilan 90% atau bahkan 100% sangatlah sulit walau metode luring yang kita lakukan.

Dan satu lagi, kita sebagai guru harus mampu menempatkan diri pada posisi yang ada, kita harus berkreasi, berinovasi memberikan pembelajaran yang sesuai pada saat pandemi ini.

Semoga musibah yang terjadi lekas hilang dan proses pembelajaran dapat dilakukan secara normal kembali. Tetap Semangat guru Indonesia.


Oleh : Basuki,S,Kom

Contoh pembelajaran sekolah kami : disini

Friday, 14 August 2020

"Merdeka Belajar" ala Covid 19

0 comments

 “MERDEKA BELAJAR” ALA COVID 19

Kalimat “Merdeka Belajar” sontak menjadi ramai di kalangan pemerhati Pendidikan Ketika kalimat tersebut hadir dari seorang Menteri Pendidikan Kabinet Indonesia Maju (KIM) Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.

Berbagai opini muncul menyingkapi kalimat “Meredeka Belajar”, bermacam argumen hadir mengupas tentang kalimat “Merdeka Belajar”. Pro Kontra mengiringi perjalanan gagasan Mas Menteri (Sapaan Akrab Pak Menteri Pendidikan) bahkan ada yang ragu akan kredibilitas seoarang Nadiem Makarim, Ya, mungkin karena latar belakang Nadiem Makarim yang sebagai “Bos” Gojek sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis Daring yang notabenenya jauh dari kata “Pendidikan”.

Menarik jika kita fahami dan kaji lebih dalam maksud dari kalimat “Merdeka Belajar” ini. Bukan tanpa alasan Mas Menteri menorehkan prasasti kalimat “Merdeka Belajar”, banyak pertimbangan yang menjadi dasar terciptanya kalimat “Merdeka Belajar”. Banyaknya tagihan yang harus di penuhi oleh pendidik (guru) yang berbanding terbalik dengan peningkatan Pendidikan itu sendiri sehingga tercipta asumsi dalam memenuhi tagihan yang harus di kerjakan guru lebih menyita waktu daripada memberi pembelajaran kepada siswa di kelas, sehingga kelas banyak yang di tinggalkan oleh guru dengan dalil memenuhi kewajiban ke administrasian proses pembelajaran.

Kemudian, Mas Menteri juga menyoroti para siswa yang masih di bebani secara mental dengan angka-angka nilai minimal dari hasil proses akhir pembelajaran,mau tidak mau siswa di tuntut untuk mencapai atau bahkan melewati angka minimal yang telah di tentukan oleh satuan Pendidikan maupun yang telah di tentukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Tidak sedikit siswa yang frustasi dengan keadaan ini, bahkan banyak beredar di media televisi, media massa siswa yang bunuh diri hanya di karenakan tidak lulus akibat tidak mampu mencapai angka minimal yang telah di tentukan.

Paling tidak kedua hal itulah yang membuat Mas Menteri mencetuskan kalimat “Merdeka Belajar”,dengan harapan dalam Pendidikan Indonesia ini dapat berjalan dengan guru happy tanpa tekanan wajib mempersiapkan bertumpuk-tumpuk administrasi pembelajaran dan siswa juga happy tanpa di tuntut batas minimal angka dari akhir proses pembelajaran.

Namun sayang “belum kering” kalimat “Merdeka Belajar” itu di ucapkan, cobaan besar melanda Negeri kita bahkan Dunia. Coronavirus disease 2019 atau lebih akrab di sebut Covid 19. Sungguh luar biasa Covid 19 ini mampu melumpuhkan tatanan kehidupan di seantero dunia tidak terkecuali negara tercinta Indonesia. Serangan covid 19 mempora porandakan system kenegaraan kita, segala bidang lumpuh total,hingga harus ada perombakan kebijakan yang harus di lakukan.

Tanpa terkecuali, dunia Pendidikan kita. Yang pada awalnya sudah tersusun rapi, sudah tergambar kemudahan-kemudahan dalam aplikasinya, sudah disambut dengan senyum yang sumringah oleh kalangan pendidik dan peserta didik dan tinggal tunggu “BOOM”nya, semua seolah sirna, semua program harus berubah mengikuti seleksi alam yang sedang terjadi.

Ya,Covid 19 telah merubah secara signifikan tujuan dari kalimat “Mereka Belajar”. Walau Mas Menteri seolah “banting stir” merubah kebijakan namun di lapangan terjadi “tragedi” permaalahn secara majemuk, dari system pembelajarannya, dari kesiapan pengajarnya sampai pada peserta didik dan orangtuanya

Kalimat sakti “Merdeka Belajar” yang diharapkan oleh pelaku dunia Pendidikan seolah tidak mampu memberi setetes embun kegersangan mereka selama ini, justru dengan adanya covid 19 Kalimat “Merdeka Belajar” menajdi belengggu tersendiri bagi guru dan peserta didik bahkan orangtua siswa.

Guru yang belum siap bermanuver dalam proses pembelajaran, beban psikisnya lebih berat dari sebelumnya. Ya, factor Usia yang menjadi alasan ter”sakti” untuk menghindari proses pembelajaran yang di sarankan pemerintah. Dengan usia yang sudah tidak muda lagi menjadikan mereka sulit untuk mempelajari dunia IT yang memang saat ini sangat di butuhkan dalam proses pembelajaran era Covid 19.

Tidak hanya pada guru sebagai pengajar, peserta didik juga mengalami depresi yang cukup menjadi perhatian bersama, di tingkat menengah mereka yang belajar secara daring harus mencari titik signal yang tepat untuk mengikuti proses pembelajaran secara daring. Bagi mereka yang melakukan pembelajaran secara system luring, terutama di tingkat dasar, siswa dan orang tua terbebani dengan banyaknya tugas yang di berikan oleh guru, karena tugas yang bebankan sudah mencakup seluruh matapelajaran sesuai tema untuk 1 minggu.

Persoalan-persoalan di atas timbul karena system Pendidikan kita sedang “sakit” terkena dampak Covid 19.

Walau kalimat “Merdeka Belajar” untuk saat ini belum dapat dirasakan, namun pemerintah melalui Mas Meteri sedang atau bahkan sedang mengembangkan kurikulum darurat yang akan di jadikan jembatan yang menghubungkan pengajar dan peserta didik agar lebih maksimal dan mengurangi persoalan-persoalan yang timbul di dalam proses pemebajaran di era covid 19 ini. 

Semoga “Merdeka Belajar” akan terwujud di dalam kurikulum darurat ini, sehingga bisamenjadi kado kemerdekaan Negeri tercinta Indonesia yang ke 75 …. MERDEKA  

Monday, 17 September 2018

NKRI dan Islam

Image result for islam
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah suatu bentuk negara yang terdiri atas wilayah yang luas dan tersebar dengan bermacam adat, suku, keyakinan serta budaya yang memiliki tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Yuk belajar, tentang terbentuknya NKRI 
kronoligis singkat mengenai terbentuknya NKRI:
    Image result for bendera indonesia
  1. Terbentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) oleh pemerintah Jepang pada tanggal 29 April 1945 yang beranggotakan 63 orang.
  2. BPUPUK berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 7 Agustus 1945.
  3. Sutan Syahrir mendengar lewat radio bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu, hal itu menjadi pemicu para pejuang Indonesia mempersiapkan kemerdekaannya. Para pemuda mendesak kemerdekaan Indonesia ketika Soekarno pulang dari Dalat tanggal 10 Agustus 1945.
  4. Pada tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk mendesak mereka agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik pada dini hari.
  5. Pada tanggal 17 Agustus 1945, pagi hari di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno yang tertanda tangan atas nama Soekarno-Hatta tepatnya pada pukul 10:00 WIB dan dikibarkanlah Bendera Merah Putih yang dijahit oleh Fatmawati.

PPKI selaku panitia persiapan kemerdekaan Indonesia mengesahkan UUD 1945 dan terbentuklah NKRI dengan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustu 1945.

Pengertian NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) itu sendiri mempunyai banyak arti, baik pengertian menurut UUD 1945 dan pengertian secara umum. NKRI tersendiri tertera dalam pasal 1 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik” Adapun dalam pasal 18 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”. Sebagaimana dalam UUD 1945 Pasal 18 ayat 1, bahwa NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik dimana pemerin tah daerah dapat menjalankan otonomi seluas-luasnya yang ditentukan oleh UUD 1945 Pasal 1, 2, 3, 4, dan 5.



ISLAM

ISLAM adalah agama yang diturunkan Allah SWT  kepada Nabi Muhammad Saw sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup seluruh manusia hingga akhir zaman.



Pengertian Islam Menurut Bahasa
Kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.

Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah:
1. Islam berasal dari kata ‘salm’ yang berarti damai.
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 8 : 61). 


Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Dan ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian.

"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” 

(QS. 49 : 9).



Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah bahwa Islam baru memperbolehkan kaum muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.


“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” (QS. 22 : 39)



2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’  yang berarti menyerah.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya. Menunjukkan makna penyerahan ini,

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. 4 : 125) 

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya.  

“Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. 6 : 162)

Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti sunnatullah-Nya.

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. 3 : 83)
  
3. Islam Berasal dari kata istaslama–mustaslimun : penyerahan total kepada Allah.

“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (QS. 37 : 26) 


Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Karena sebagai seorang muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta atau apapun yang kita miliki, hanya kepada Allah SWT. 

Dimensi atau bentuk-bentuk penyerahan diri secara total kepada Allah adalah seperti dalam setiap gerak gerik, pemikiran, tingkah laku, pekerjaan, kesenangan, kebahagiaan, kesusahan, kesedihan dan lain sebagainya hanya kepada Allah SWT. Termasuk juga berbagai sisi kehidupan yang bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan hanya karena Allah dan menggunakan manhaj Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”  (QS. 2 : 208)

Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah dalam melaksanakan segala yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya.

4. Berasal dari kata ‘saliim’  yang berarti bersih dan suci.
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” 
(QS. 26 : 89)
“(Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.” (QS. 37: 84)   
Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Karena pada hakekatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan berbagai ajaran Islam, adalah karena tujuan utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia.
 “Allah sesungguhnya tidak menghendaki dari (adanya syari’at Islam) itu hendak menyulitkan kamu, tetapi sesungguhnya Dia berkeinginan untuk membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. 5 : 6)
 5. Berasal dari ‘salam’ ) yang berarti selamat dan sejahtera.
Berkata Ibrahim: “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.” (QS. 19 : 47)

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan.

Hubungan Islam Terhadap NKRI

Sejarah panjang berdirinya sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BUPPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) serta Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Hubungan Islam dengan Sumpah Pemuda 1928.

Umat Islam memaknai Sumpah Pemuda 1928 mengacu pada Al Qur’an Surat Ar Rum 22 dan Al Hujurat 13 sebagai Panduan dalam membina hubungan antar Manusia sebagai makhluq Individu dalam kaitannya menjadi bagian dari makhluq social. Untuk saling mengenal dan hidup bersama sebagai Khalifah di bumi.

QS AR RUM:22

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.

QS AL HUJURAT:13

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Kesadaran hidup BERBANGSA-BANGSA inilah yang menjiwai munculnya rasa Persatuan dari berbagai suku yang terjajah untuk menyatu dalam satu Rasa Kebaangsaan agar bisa keluar dari dunia Penjajahan. Umat Islam sadar bahwa Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal siapa diantara yang menyatu dalam satu rasa Kebangsaan itu yang paling Taqwa diantara mereka.

Rasa Kesadaran inilah yang mendasari umat Islam untuk membangun sebuah Kekuasaan Negara dalam satu penyatuan Rasa Berbangsa yang satu. Menyadari sepenuhnya bahwa HIDUP BERBANGSA-BANGSA adalah merupakan SUNATULLAH yang tidak bisa dihindari.

Hubungan Islam dengan BPUPKI.

Kesadaran akan RASA KEBANGSAAN yang satu dan adanya keinginan yang sangat besar untuk membangun sebuah Negara Yang Merdeka, Bersatu, Berdaulat adil dan Makmur yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, umat Islam INDONESIA menempatkan hasil kesepakatan yang dicapai oleh BPUPKI bersama seluruh komponen Bangsa Indonesia sebagai “ PERJANJIAN LUHUR BANGSA INDONESIA “

Para Pendiri Negara yang beragama Islam menempatkan “PERJANJIAN LUHUR BANGSA INDONESIA” sebagai implementasi dari shahifatul madinah (Piagam Madinah) setelah dengan besar hati rela untuk tidak menjadikan NKRI sebagai NEGARA ISLAM.

Piagam Jakarta (Jakarta Charter) adalah sebuah jalan keluar bagi umat Islam untuk bisa menerima NKRI bukan menjadi Negara Islam akan tetapi menempatkan Syariat Islam berlaku khusus bagi Umat Islam, tanpa harus menjadikan yang diluar Islam harus menerima Syari’at Islam.

Para Pendiri Negara sadar sekali bahwa Umat Islam Haram berhukum diluar Hukum Allah (Syariat Islam) berdasarkan Al Qur’an Surat Al Maidah (44) :  

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.

Kewajiban berhukum Allah (Syariah Islam) adalah MUTLAK bagi umat Islam. Akan tetapi Para Pendiri Negara juga sangat menyadari bahwa Negara Indonesia juga harus melindungi Warga Negaranya yang tidak beragama Islam untuk sebebas-bebasnya mengikuti Agamanya itu.

Maka Kesepakatan Jakarta, atau Piagam Jakarta yang merupakan perwujudan dari sebuah “PRJANJIAN LUHUR BANGSA INDONESIA” adalah “RUH” yang menjadikan dan menghidupkan NKRI sebagai sebuah Negara Yang Merdeka. Piagam Jakarta adalah RUH dari KONSTITUSI NKRI. yang dijabarkan kedalam  pengertian “Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia yang mengkristal dalam PANCASILA sebagai LANDASAN FUNDAMENTAL IDEOLOGI BANGSA YANG MENYATU DAN MENJIWAI YANG TIDAK BISA DIUBAH DITAMBAH ATAU DIKURANGI maknanya, yang dituangkan dalam PEMBUKAAN UUD. Yang kemudian dijabarkan lagi kedalam BATANG TUBUH UUD. Yang merupakan Landasan Konstitusional yang merupakan Landasan Hukum Tertinggi sebagai acuan semua perundangan dan aturan yang ada dibawahnya. Yang secara keseluruhan Batang Tubuh UUD maupun Peraturan yang ada dibawahnya TIDAK BOLEH KELUAR dan BERTENTANGAN dengan Pembukaan UUD.  

Hubungan Islam dengan PPKI.

BPUPKI sebagai Panitia Pengarah (steering commeette) dan PPKI sebagai Panitia Pelaksana (Organizing commeette) adalah dua kepanitiaan yang tidak bisa dipisahkan. Apa yang dilakukan PPKI adalah bagian dari apa yang telah dilakukan oleh BPUPKI. PPKI hanya melakukan apa yang telah diputuskan oleh BPUPKI, perubahan Piagam Jakarta kedalam Pembukaan UUD 45 telah disepakati bukanlah berkaitan dengan masalah POKOK PIKIRAN akan tetapi hanya berkaitan dengan masalah teknis.

Perdebatan yang terjadi dalam penggantian tujuh kata pada Piagam Jakarta, telah disepakati bukanlah pada pokok pikiran melainkan dalam mewujudkan pokok Pikiran. Tujuh kata “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya” mengikuti kata KETUHANAN dianggap diskriminatif terhadap pemeluk agama lain, karena bukan hanya umat Islam yang mempunyai kewajiban untuk beribadat menurut ajaran agamannya. Kata Yang Maha Esa disepakati sebagai pengganti yang mampu menampung kepentingan semua Agama untuk beribadat sesuai agamanya.

Jadi bagi umat Islam Ketuhanan Yang Maha Esa adalah tetap dijiwai oleh kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan syariat Islam, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan Tauhid.

Sedangkan bagi Agama lain akan dijabarkan dengan kalimat sesuai dengan apa yang menjadi harapan bagi Agamanya dalam koridor tidak melanggar ajaran agama lainnya.

Pengertian secara de facto telah terjadi dan dilaksanakan sejak 18 Agustus 1945 dan terpendam kemudian tak tergali selama Konstitusi RIS dan UUDS yang menempatkan NKRI sebagai Negara Republik Parlementer. Kegagalan Konstituante yang nyaris membubarkan NKRI, mengantarkan babak baru NKRI melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Hubungan Islam dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Safari Jend. AH. Nasution untuk mendapat dukungan Para Kiyai/Ulama yang diakhiri pada dua Tokoh Nahdlatul Ulama KH. Saifuddin Zuhri dan KH Idham Chalid, menghasilkan satu kesepakatan. Dukungan kembalinya UUD 45 18 Agustus 1945 yang dijiwai oleh Piagam Jakarta 22 Juni 1945.
Dekrit Presiden 5 Juli 59 selain secara de Jure mengembalikan berlakunya UUD 45 juga sekaligus secara de Jure menetapkan Piagam Jakarta sebagai menjiwai tak terpisahkan dengan UUD 45, merupakan satu ketetapan resmi merealisasikan kesepakatan Ketuhanan Yang Mahe Esa adalah ujud bagi Ketuhanan Tauhid yang menempatkan Kewajiban menjalankan syariat Islam Bagi Pemeluk-pemeluknya sama dan setara Umat Agama lain dengan /dan terhadap agamanya.
Hal ini menjelaskan bahwa NKRI bukanlah Negara yang memisahkan kepentingan Politik dengan kepentingan Agama bagi para Pemeluk-pemeluknya. NKRI BUKAN NEGARA SEKULER. Akan tetapi Negara yang menempatkan Agama sebagai Nafas hidup dalam kehidupan bernegara.
Adalah satu PENGKHIANATAN BESAR  atau satu kebodohan yang tidak terukur bila sampai ada yang berpendapat dalam bentuk pernyataan bahwa : “ Diatas Kitab Suci ada Konstitusi.”  Konstitusi NKRI adalah LAHIR dari sebuah “KESEPAKATAN LUHUR BANGSA INDONESIA” yang dijiwai oleh ajaran KITAB SUCI.
Kesimpulannya, silakan pahami dan cermati.
Bagi admin yang awam, NKRI harga mati, namun Islam lebih dari harga mati, artinya admin menempatkan Islam di atas NKRI.


Sumber : 
http://pilarislam.blogspot.com/2016/02/pengertian-islam-menurut-bahasa-dan.html
https://www.kompasiana.com/baniaziz/58f048f6f492733f2b9f8733/hubungan-antara-islam-nkri-dan-pancasila?page=all