Terindah dalam Dunia Ku,
telah Terbang Bebas dengan Sayapnya,
membawa Angan dan Mimpi Ku jauh tak Terbayang,
dan hanya sisakan Luka yang Abadi,
yang tak Semili Detikpun
Aku ingin menatapnya,
karena tanpa menatapnyapun,
Denyutan Luka Dalam itu
sudah dapat Terasa Teramat Perih.
Dimana?
Ya dimana bisa Ku dapatkan,
Serbuk Sari Obat Luka
yang nantinya akan Ku oleskan
Inchi per Inchi di Sebujur Goresan yang Bergaris Zigzag
Membelah Sempurnanya Gugusan Hati ini ?
Wahai Peri Kecil Ku!
Tuntunlah Aku dengan Cahaya Putih mu
menuju Satu Titik Embun
yg Sedikitnya dapat Bekukan Luka Dalam ini,
agar Ku mampu Bernafas
dan dengan Waktu yang Sempit itu
Aku Berharap dapat menghirup Lafadh-lafadh Kesucian Cinta
yang Setidaknya dapat Sejukkan Hati Ku
yang telah terlanjur Terbelah.
Wahai Mentari Pagi Ku!
Berikan Aku Kesejukan
setelah Ku rasakan Pengapnya Waktu Malam dalam Kesendirian.
Ya
berikanlah Kesejukan itu,
dan Aku pun tak Peduli
meski harus membendung Panasnya Luapan
disetiap Percikan-percikan Cairan yang Berona Merah itu.
Puisi Angan Jiwa Oleh: ~ Farhandia ~
0 comments:
Post a Comment