Diawal bulan September berawal dari seorang guru yang sama mengajar di sekolah sedang terkena musibah, barang berharganya hilang di curi, laptop, handphone dan dan tas yang biasa di bawanya saat bepergian. Dan yang paling berharga adalah isi dalam tas yang memang berisi surat-surat berharga, termasuklah kartu identitas PGRI.
Mengingat kartu PGRI merupakan kartu
identitas sebagai guru, maka guru tersebut langsung mengurus untuk pembuatan
kartu PGRI terbaru. Bersamaan dengan itu, maka saya lihat kartu identitas PGRI
saya dan ternyata tanggal berlakunya sudah habis. Tanpa menunggu komando dari
ketua PGRI kecamatan saya pun ikut mengurus pembuatan kartu PGRI yang baru dan
5 guru lainnya ikut serta karena masa berlakunya juga sudah habis.
Melalui kawan seorang guru juga,
kami menyerahkan sepenuhnya kepengurusan pembuatan kartu PGRI terbaru, karena
beliau tahu kemana akan mengurus kartu PGRI tersebut. Informasinya beliau
langsung ke Gedung Guru yang ada di kotamadya dan biasanya langsung jadi.
Namun beberapa minggu berlalu, kartu tidak juga kunjung jadi. Hingga pada akhirnya beliau menginformasikan bahwa pencetakan kartu belum bisa dilakukan mengingat ada beberapa hal yang harus ditunggu, ada dua kemungkinan kartu belum bisa di cetak, pertama karena kepengurusan PGRI tingkat kabupaten kami (Kampar) saat itu belum di bentuk Kembali setelah ketua yang lama tidak lagi menjabat. Kartu PGRI belum bisa di cetak, karena harus menunggu yang menandatangani ketua PGRI tingkat Kabupaten. Alasan kedua yang disampaikan kawan yang mengurus pencetakan kartu PGRI tersebut adalah akan digatinya kartu PGRI yang selama ini ada dengan kartu PGRI yang multi guna, ceritanya bisa untuk belanja, Tarik tunai dan bayar parkir di bandara. Kartunya akan di ganti dengan kartu digital.
Beliau juga menyampaikan kepada kami
informasi terakhir, bahwa untuk mendapatkan kartu PGRI yang istimewa itu harus
mengikuti workshop atau Webinar, karena kartu digital PGRI perdana ini hanya di
khususkan untuk 500 guru dan itu di perioritaskan untuk yang mengikuti webinar.
Sebagai guru yang merem teknologi, kami sudah ketakutan sendiri, sudah terbayang kesusahan yang akan kami hadapi dalam mengikuti webinar ini yang menurut informasi dari beliau seminarnya online dan menggunakan aplikasi. Kami sudah khawatir sendiri mendengar uraian beliau. Namun beliau menenangkan kami dan memotivasi serta mendukung kami untuk tetap ikut dan beliau siap mendampingi kami dalam mengikuti webinar ini. Beliau memang faham dunia IT jauh dibandingkan kami yang sampai sekarang belum melek IT secara luas.
Dan benar saja, dari awal
pendaftaran sampai pelaksanaan kami kesulitan mengaplikasikan handphone untuk
pelaksanaan webinar PGRI, Alhamdulillah beliau siap sedia untuk membantu kami
dan kami akhirnya dapat mengikuti webinar yang di taja PGRI propinsi Riau ini.
Ini adalah webinar pertama bagi saya dan kawan-kawan yang mengajar di sekolah. Bagi kami terutama saya ini merupakan pengalaman pertama yang membuat jantung berdebar, hati deg-deg an karena menggunakan teknologi baru dan asing saat itu bagi saya.
Materi
demi materi saya ikuti dalam workshop/webinar ini, Masya Allah ternyata webinar
ini penuh dengan ilmu, penuh dengan wawasan, penuh dengan pengetahuan. Banyak
hal baru yang saya dapatkan dari webinar ini, yang kesemuanya menambah
pengetahuan saya dan memotivasi pribadi saya untuk menjadi seorang guru.
Yang
terkesan bagi saya, bukan berarti mengesampingkan materi-materi lain (ini
karena saya baru bisa focus dan tidak terganggu kegiatan lain) adalah materi
penulisan artikel populer. Sekilas dalam benak saya ternyata simple menulis
itu, ternyata tidak sulit menulis itu waktu itu. Karena berdasarkan uraian yang
di paparkan oleh naras umber begitu gamplang dan mudah saya cerna sehingga saya
memiliki pemikiran ternyata mudah menulis itu.
Dalam materi Teknik menulis artikel popular berdasarkan Analisa dan rangkuman yang saya dapat tidak di hukumi dengan kaidah-kaidah penulisan seperti penulisan karya ilmiah lainnya, dengan demikian tidak membebani seseorang untuk menulis karena keterbatasannya dalam menguasai kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar sesuai ketentuan penulisan karya ilmiah.
Selama
mengikuti materi ini, dalam pikiran saya langsung tersusun beberapa topik yang
kemungkinan besar dapat saya tuangkan dalam penulisan artikel popular dan saya
merasa semangat dan termotivasi dengan segera ingin menulis.
Benar kata narasumber-narasumber webinar PGRI yang saya ikuti ini, keinginan, motivasi tidak cukup jika tidak ada keterpaksaan pada diri untuk menulis, akhirnya zonk, tidak satupun tulisan yang mampu saya tulis walau ide dan gagasan sudah menumpuk dalam otak saya. Kesibukan sehari-hari, lingkungan yang kurang mendukung (untuk menulis) menyebabkan pikiran buntu tidak mampu harus menulis di mulai dari mana.
Namun
demikian saya merasa bersyukur telah mengikuti webinar ini, walau sekarang
belum mampu menulis dengan komitmen akan tetapi telah memiliki dasar
pengetahuan tentang tulis menulis, semoga saja suatu hari dengan dukungan para
penulis motivasi saya terbangun lagi.
Terima kasih PGRI propinsi yang
telah menaja webinar ini, sungguh ini moment yang sangat berharga bagi saya,
saya dapat ilmu dari nara sumber-narasumber yang sangat ahli dibidangnya dan
saya mendapatkan 400 lebih sahabat sejawat baru yang tersebar di seluruh
propinsi Riau.
Semoga webinar-webinar lainnya akan tetap di laksanakan oleh PGRI agar semakin meningkat kualitas dan kuantitas guru-guru di propinsi Riau pada khususnya umumnya untuk guru Indonesia.
Profil Penulis
Robina, S.Pd.I, Mengajar di SD Negeri 004 Hangtuah, mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Lahir di Mentulik, 21 Pebruari 1975. E-Mail : robina575@gmail.com.
No comments:
Post a Comment